Seorang perempuan menawarkan senja.
Merah bibirnya menampung hujan.
Meludahi pintu dan jendela-jendela.
Mengantar kawanan luka.
Seorang perempuan, hujan dalam genggamannya.
Patah busur pelangi, mengapi.
Hutan pinus kuyup di dadanya.
Terbakar jadi abu berlarian ke angkasa.
Seorang perempuan dan busur pelangi.
Ke mana hujan tergesa.
Guguran daun dan kursi-kursi kosong.
Terserak kemudian membentuk lagi.
Begitu, tiada henti.
Memelihara sejenis lapar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!