Mohon tunggu...
Ichsan HabibiHasibuan
Ichsan HabibiHasibuan Mohon Tunggu... Lainnya - Auditor

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Purifikasi Limbah Gliserol Menggunakan Partikel Abu Boiler Menjadi Produk Bernilai Tinggi

4 Januari 2023   13:51 Diperbarui: 4 Januari 2023   13:56 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meningkatnya produksi bahan bakar biodiesel berakibat pada meningkatnya jumlah hasil samping yang secara umum tidak diinginkan yaitu berupa gliserol. Gliserol murni sendiri memiliki harga jual yang sangat tinggi sehingga perlu dilakukan suatu usaha pemurnian gliserol dari hasil samping pembuatan biodiesel untuk meningkatkan nilai ekonominya. Jika dilihat dari tingginya kebutuhan gliserol dalam negeri, maka pemanfaatan gliserol hasil samping pembuatan biodiesel ini dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri. Salah satu potensi lokal yang ada di Indonesia adalah sisa pembakaran boiler berupa abu terbang (fly ash). 

Prosedur umum yang biasa digunakan pada berbagai penelitian yaitu dimulai dengan preparasi dan karakterisasi sampel abu terbang, pembuatan karbon aktif abu terbang, analisis karbon aktif, pembuatan biodiesel untuk mendapatkan gliserol mentah dan aplikasi pemurnian gliserol. Hasil karbon aktif dari sebuah penelitian terbaik yang mendekati syarat mutu karbon aktif dari beberapa variabel yaitu karbon aktif dengan perlakuan konsentrasi aktivator 5% dan dengan waktu karbonisasi selama 1 jam pada suhu stabil yaitu 600 derajat celcius dengan nilai kadar air 0% dan kadar abu sebesar 25% dan kadar penyerapan iodin sebesar (2720 mg/g). 

Aplikasi pemurnian gliserol dengan menggunakan karbon aktif dengan variasi minimum 2% dan maksimum 4% penggunaan massa karbon aktif didapatkan nilai kemurnian awal gliserol maksimum pada 6%. Hasil pemurnian setelah proses adsorpsi didapat perlakuan terbaik yaitu dengan penambahan karbon aktif pada kondisi optimum 4% dengan daya persentase kemampuan adsorpsi mencapai 50%.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun