Orang Indonesia, pada umumnya membutuhkan hiburan untuk menghilangkan penat mereka dibalik rutinitas mereka masing-masing. Hiburan di Indonesia bermacam-macam, mulai dari yang berbentuk pertunjukkan, sampai kepada yang bentuknya hanya bertutur kata. Stand Up Comedy. Sebuah genre komedi baru di Indonesia yang mulai masuk dan merambah remaja pada sekitar akhir tahun 2010. Lalu pada tahun berikutnya, secara masif SUC berkembang pesat, dimotori oleh 2 stasiun TV nasional, Kompas TV dan Metro TV. Bahkan Kompas TV mengadakan kompetisi Stand Up Comedy Indonesia pada tahun 2011, dan sampai sekarang sudah sampai kepada season4. Pada season yang pertama, yang menjadi juara adalah Ryan Ardiandhy, dialah pelopor bahwa stand up comedian itu adalah seorang yang cerdas. Tetapi, pada season-season berikutnya, anggapan ini mulai ditepis. Kemal Palevi lah di SUCI 2 yang menunjukkan keabsurdannya kepada masyarakat. Meskipun dia juara 3, tetapi ini membuktikan bahwa SUC sebenarnya fleksibel.
Seiring berjalannya waktu, perkembangan dunia Stand Up Comedy Indonesia juga semakin luas. Komunitas-komunitas di tiap kota dan daerah mulai bermunculan. Komika-komika local juga semakin banyak yang lahir. Hiburan kini semakin bertambah karena dengan datang ke kafe atau tempat bersantai kini mulai sering diadakan openmic (ajang latihan para komika). Budaya popular yang mudah dicerna oleh kaum muda pada umumnya ini semakin mendapat sorotan. Banyak show dari para komika terkenal seperti Ernest Prakasa, Ge Pamungkas, dan bahkan Pandji Pragiwaksono yang harga tiket untuk pertunjukkan Stand Up Show-nya yang bertajuk ‘Messake Bangsaku’ senilai Rp. 400.000 habis terjual. Ini membuktikan bahwa daya tarik seorang Stand Up Comedian mulai dilirik oleh masyarakat.
Namun, seiring berkembangnya, tidak sedikit juga yang melihat dengan sebelah mata dunia Stand Up Comedy Indonesia, mereka yang seperti ini menggangap jenis komedi yang disajikan SUC belum dapat masuk ke dalam segmentas orang Indonesia, tidak seperti jenis lawak lain seperti Opera Van Java (Trans 7) ataupun Srimulat. Tidak sedikit segelintir orang yang menjatuhkan reputasi SUC dengan mengatakan bahwa di SUC, OVJ dan Srimulat sering dijadikan bahan materi untuk dijatuhkan sebagai jenis lawakan rakyat menengah kebawah, sedangkan SUC adalah lawakan rakyat menengah ke atas. Anggapan-anggapan miring seperti ini yang membuat dunia hiburan di Indonesia tidak berkembang secara sehat. Para komika juga mulai merasa risih dengan anggapan seperti ini. Padahal, SUC tidak membatasi penikmatnya, tidak ada batasan golongan seperti itu. Berkembangnya komunitas Stand-Up di daerah-daerah kecil adalah bukti bahwa Stand Up Comedy Indonesia bisa berbaur dengan kalangan mana saja, tidak hanya untuk golongan menengah ke atas.
Perkembangan budaya populer seperti ini memang selalu menuai pro dan kontra. Padahal, dalam SUC sendiri, sangat menghargai jenis hiburan ataupun jenis komedi lainnya. Contohnya sudah terlihat nyata. Pada kompetisi Stand Up Comedy Indonesia yang diadakan oleh Kompas TV, salah satu jurinya adalah Indro Warkop, yang berasal dari dunia hiburan sejak bersama Warkop DKI. Stand Up Comedy Indonesia dengan Opera Van Java misalnya, suatu kesempatan yang menjadi bintang tamu di acara Opera Van Java adalah Pandji Pragiwaksono, dan dalam acara komedi bertema perwayangan ini, Pandji melakukan Stand Up dan penonton menikmatinya dengan tertawa. Sule, yang sudah sangat mahir bermain komedi, juga tidak kalah, dia juga Stand Up pada episode itu, dan dia ternyata mampu melakukannya. Pandji juga ikut dalam sketsa Opera Van Java tersebut. Contoh lainnya adalah dengan Srimulat. Stand Up Comedy Indonesia dengan Srimulat bahkan lebih jauh lagi, keduanya pernah disatukan dalam acara Stand Up Comedy special Srimulat di Metro TV. Penggabungan acara Stand Up dengan lawakan khas Srimulat ternyata mampu mengundang decak kagum dari pemirsanya. Bukan hanya itu, Srimulat, juga merilis film layar lebar mereka, Finding Srimulat, dan pada acara pemutaran perdananya, Stand Up Comedy Indonesia juga hadir sebagai tamu undangan. Kedua contoh ini membuktikan bahwa tidak ada pembatasan jenis komedi atau hiburan.
Mengkotak-kotakan genre komedi, bukanlah sebuah hal yang harus diperdebatkan. Komedi dengan jenis apapun, tujuannya sama dan satu, sebagai hiburan. Memang, Stand Up Comedy membutuhkan pemahan lebih untuk bisa menyerap yang sedang dipertunjukkan, tetapi itu tidak menutup kemungkinan semua orang bisa menikmatinya seperti menikmati jenis lawakan lain seperti Opera Van Java dan Srimulat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H