Dalam kamar ku tatap wajahmu dan kau pun menatap aku. Pandangan itu seperti sebuah isyarat sehingga terlepas kancing baju satu persatu. Ku dekap engkau hingga tubuh kita saling bersentuhan dan ku kulum bibirmu yang menggemaskan itu. Tangan-tangan jahilmu mengembara dari satu daerah ke daerah lain hingga bagian sensitifku. Aku pun tak kalah gesitnya menciumi lehermu dan ku ucapkan kata manis di telingamu, "darling I love you". Getaran suara lirihnya pun menyahut "I love you too, beib". Sebuah rangkaian kata romantis yang semakin membangkitkan gairahku. Permainan yang penuh semangat ini terhenti ketika terdengar suara HP berbunyi. Ternyata  SMS dari isteriku yang mengabarkan bahwa sebentar lagi dia sampai di rumah. Kesenangan ini ku hentikan dan ku ambil pakaian dan celanaku dan berkata, "Jono, cepat ke garasi cuci mobil dan jangan lupa bawa pakaian kamu". "kamu juga", ku tatap wanita berwajah desa yang sedang memegang kemaluanku dengan tanpa berbusana, "cepat beres-beres rumah, nyonya sebentar lagi datang". "Siaaaallll.....hari ini", gumamku.
Ilustrasi mbah Google
.
.
kutiduri kamu karena aku benci bapakmu
pakaian mini paha dan tonjolan buah dada apa hubungannya
karena sopir aku dan isteriku mengangkang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H