Bang Maman adalah pedagang buah di Kali Pasir. Mempunyai isteri dan seorang anak bernama Ijah. Isteri dan anaknya bang maman ini sangat boros soal keuangan. Inginnya belanja di mall dan membeli barang-barang yang mahal, sedangkan bang Maman bukanlah pengusaha hanya seorang pedagang buah yang penghasilannya tidaklah besar. Pada suatu hari isteri bang Maman meminta uang untuk pergi belanja dan anaknya Ijah merengek minta dibelikan laptop. Bang maman memberikan uang yang menurut dia cukup untuk belanja hari itu kepada isterinya dan menjelaskan kepada Ijah anaknya bahwa nanti kalau sudah punya uang akan bang Maman belikan laptop yang didinginkannya. Tanpa terduga sang isteri marah-marah dan mengatakan bahwa bang Maman tidak sayang lagi kepada isteri dan anaknya dan mungkin punya simpanan. Bang Maman bingung dituduh seperti itu dan langsung saja pergi ke pasar tanpa memperdulikan isterinya yang sedang marah. Datanglah Salim melihat keributan tetangganya yang kebetulan Salim juga pedagang buah di Kali Pasir. Salim adalah pedagang buah yang tidak jujur selalu mengurangi timbangan, berbeda dengan bang maman yang jujur sehingga banyak pembelinya. Salim yang sifatnya dengki mengatakan memang kalau bang Maman punya simpanan karena dia sering melihat di pasar. Adanya cerita dari salim semakin marah saja isteri bang Maman sehingga setiap hari selalu saja terjadi keributan, hingga akhirnya bang maman jatuh sakit dan hampir sekarat. Sebelum ajalnya bang maman memberitahukan kepada isterinya bahwa selama ini memang uang belanja dan kebutuhan anak sangat dia batasi karena bang maman punya “simpanan”. Isteri dan anaknya kaget dan sebelum menjelaskan lebih jauh bang maman sudah dipanggil oleh sang Khalik. Beberapa hari kemudian datanglah dua orang menemui isterinya bang Maman untuk mengucapkan bela sungkawa dan memberikan uang ratusan juta rupiah kepada isteri bang maman. Ternyata selama ini bang Maman mempunyai tabungan dan juga asuransi jiwa yang menurut bang Maman “simpanan”. Kesimpulan : -Bagi adik-adikku janganlah bersifat boros, ingatlah pepatah “hemat pangkal kaya”. -Bagi yang sudah dewasa jangan berpikiran yang “mesum” tentang kata “simpanan” ya ...... hehehe -Bagi penulis yang dihebohkan sekarang ini mungkin salah persepsi saja yang dimaksud kemendikbud tentang “simpanan” adalah uang atau bisa juga asuransi bukannya “isteri simpanan”. Gawatnya nanti kalau materinya cerita tentang “daun siri” jangan cerita tentang “kawin siri” ....... itu gawat Cerita aslinya :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H