Mohon tunggu...
Ichlash Damai Asia
Ichlash Damai Asia Mohon Tunggu... Architect -

http://www.ichlash.blogspot.com tentang arsitektur dan http://www.ichlashngakak.blogspot.com tentang humor

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku memang Pelacur Mas .......

17 Juli 2011   11:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:36 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam yang gelap dengan hembusan angin yang kencang dan terkadang suara gemuruh halilintar tak dihiraukan oleh sepasang manusia di dalam sebuah ruang losmen. Waktu menunjukkan jam dua dinihari, sepasang manusia beradu desah, mengumbar nafsu dan menambah pundi-pundi dosa dalam kehidupannya.

“Aku memang seorang pelacur mas”, itu ucapan yang terlontar dari wanita itu setelah sekian lama hanya desahan yang terdengar. Lelaki dengan tubuh yang tegap dengan dihiasi kumis tipis di atas bibirnya berucap, “tapi aku sayang kamu, apapun akan aku lakukan demi kamu”.

“Gombal, semua lelaki banyak yang mengatakan itu mas dan kamu yang sekian ratus yang meniduriku yang berkata itu. Bagaimana dengan anak isterimu, aku walaupun pelacur masih punya perasaan. Wanita mana yang ingin dimadu mas”, wanita itu beranjak dari tempat tidur dengan membungkusi tubuhnya dengan selimut. Lelaki itu diam, entah apa yang dipikirkannya. Di tatap langit-langit losmen mungkin terbayang anak isterinya yang menunggunya di rumah.

Lelaki itu nampaknya sangat mencintai wanita yang sedang duduk di meja rias yang tubuhnya terbungkus selimut warna putih. Ada rasa iba, ada nafsu dan ada rasa sayang yang menyelimuti pria berkumis tipis itu kepada sang wanita pujaannya.

“Aku memang seorang pelacur mas, itu aku lakukan demi suami dan anak-anakku. Aku jual aset tubuhku atas perintah suamiku, apakah aku marah? Aku rela melakukan ini demi kebahagian mereka walaupun sungguh perih hati ini. Aku tahu kamu ingin bebaskan aku dari jurang hitam ini, terimakasih mas aku tetap cinta keluargaku, aku tak akan khianati suamiku”, kata ini terlontar dari wanita itu sambil diiringi isakan tangis yang memilukan.

Lelaki itu kembali diam dan beranjak dari tempat tidurnya untuk memakai pakaian. Perempuan itu tersenyum ke arahnya setelah isakan tangisan dia hentikan, di dekati lelaki itu, dipeluknya hingga kain yang menutupi tubuhnya terlepas. Bibir tipis wanita itu berkata dengan lirih, ”ini bonus untuk mas”.

Malam kembali ramai seramai desahan dalam ruang losmen, setan tertawa, malaikat mencatat dan suara azan Subuh berkumandang memanggil mereka untuk bersujud kepada-Nya.

Cerita lain ada di sini : www.ichlashngakak.blogspot.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun