para "sampah masyarakat" yang ditatap lirih berlalu lalang..
mereka kadang tersenyum, kadang membentak, kadang memaksa kami para pekerja untuk memberi selembar seribu..
tau kah kau ibukota? kau bagai ibu tiri, pengemis tidak mau menerima logam lima ratus.. dilemparnya!! didikanmu membuat mereka sombong.. tak diberi, kami dihina.. diberi, tak tau terima kasih (beri kami ucapan terima kasih dengan senyuman, sudah cukup)
apakah yang kau lakukan ibukota jika kelak para bocah ingusan "sampah masyarakat" kelak dewasa? apa mereka bisa belajar dari masa kecilnya?
apa tetap kau tetapkan statusnya? kau naikkan? apa kau rendahkan?
ku bukan mengguruimu ibukota, tapi kulelah..
didikanmu membuat mereka liar, buas..
jangan hiraukan kami, para pekerja.. kami punya cita2.. kelak kami raih..
tapi ketika kami dewasa, jangan didik kami terlalu keras!!
aku takut, takut..
aku aku aku.. dan para pekerja lain akan menjadi "sampah masyarakat"..