Kebutuhan transportasi udara meningkat sepanjang tahun. Di Indonesia, fenomena kenaikan ini dapat terlihat dari pemesanan tiket pesawat baik domestik maupun mancanegara. Maskapai penerbangan pun saling bersaing untuk mendapatkan penumpangnya, salah satu cara yaitu strategi marketing melalui sosial media.
Hasil dari pemantauan internet, Lion Air lebih populer dibanding Garuda Indonesia. Namun, kepopularitasannya didominasi oleh respon negatif dari penduduk internet. Penyebabnya, tak lain adalah testimoni ketidaknyamanan penumpang dan pelayanan yang buruk, terutama peristiwa jatuhnya pesawat Lion Air, 11 April 2013 di Bali. Lion Air pernah diperbincangkan sinis oleh mayoritas microblogger karena rencana pembelian 234 pesawat airbus A320.
Publik masih takut melakukan perjalanan menggunakan Lion Air. Keselamatan penumpang, menjadi bahan pertimbangan. Lion Air juga tidak secara total memperbaiki citranya di dunia internet. Di Twitter, Lion Air hanya memiliki 5.906 pengikut. Angka yang sedikit untuk membentuk pencitraan di dunia maya.
Seharusnya, Lion Air dapat belajar dari Air Asia yang berhasil memperoleh tingkat pertama dalam strategi pemasaran di internet. Maskapai yang masih berumur muda ini mempunyai 451.205 fans di Facebook, 302.005 follower di Twitter dan 14.590 follower di Linkedin. Prestasi Air Asia harus diacungi jempol karena mengalahkan Garuda Indonesia (202.825 fans di Facebook dan 173.342 follower di Twitter) . Selain itu, Air Asia lebih banyak mendapat testimoni positif daripada negatifnya.
Bagi yang terbiasa berselancar di internet, iklan Air Asia pasti sering dilihat. Bahkan, Air Asia menjadi sasaran pencinta backpakers yang menginginkan perjalanan murah. Potongan harga yang diberikan Air Asia sangat fantastis. Air Asia memanfaatkan peluang tren orang Indonesia yang menyukai perjalanan singkat ke berbagai negara tetangga. Ini yang menjadikan Air Asia sebagai pesaing berat Garuda Indonesia.
Garuda Indonesia sebagai maskapai nasional terbilang sangat sukses dalam pencitraan dibandingkan dengan maskapai lain. Dari hasil pemantauan internet, Garuda Indonesia mendapat nilai postiif dari 1170 responden, sedangkan nilai negatifnya 107 responden. Adik Garuda, Citilink lebih aktif dalam meng-upload video melalui situs Youtube. Sebanyak 73.913 view video didapatkan oleh maskapai muda ini. Merpati pun meniru Citilink yang meng-upload video ke Youtube, mendapat 6.156 view.
Pada tanggal 8 Maret 2013, Garuda memperoleh keuntungan dari adanya acara K-Pop Festival yang bertajuk “Music Bank Jakarta”, menghadirkan 2PM, Sistar, Eru, Super Junior, Infinite dan masih banyak lagi. Ini membuktikan, Garuda masih dipercaya penumpang asing untuk perjalanannya. Tentunya, Garuda mengedepankan pelayanan dan kepuasan pelanggan, tidak hanya strategi pemasaran di internet. Seandainya, Batavia Air melakukan hal yang sama seperti Garuda Indonesia, pasti Batavia Air terhindar dari kebangkrutan.
Maskapai lain seperti Merpati, Lion Air, Sriwijaya Air maupun Mandala dapat berbenah diri dalam hal pemasaran di dunia internet. Rendahnya follower maupun fans di sosial media sedikit banyaknya mempengaruhi penjualan tiket. Saat ini, masyarakat Indonesia senang berlama-lama di depan internet.
Penulis @azzahranisaa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H