Mohon tunggu...
Icha Shafrina
Icha Shafrina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Film

Munculnya Upaya Mediasi dalam Film "The Outpost"

24 November 2021   09:30 Diperbarui: 24 November 2021   09:46 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

The Outpost (2020) merupakan sebuah film yang disutradarai oleh Rod Lurie dan sukses dirilis di tahun 2020. Film ini mengisahkan sebuah kisah nyata sebuah pertempuran yang terjadi antara sebuah unit kecil tentara AS di salah satu lembah gunung Afganistan melawan serangan dari 300 pasukan Taliban. Dipimpin oleh Captain Benjamin D. Keating (diperankan oleh Orlando Boom), pasukan yang berada di daerah terluar Amerika Serikat ini menjadi sasaran empuk para pasukan Taliban sehingga mau tidak mau harus selalu waspada terhadap serangan yang mungkin akan tiba-tiba terjadi.

Serangan dari Taliban yang terjadi di pagi hari mengakibatkan Keating mengetahui bahwa peluru yang ditembakan kepada mereka sama jenisnya dengan peluru yang dimiliki oleh penduduk lokal disana. Uniknya di dalam film ini terdapat upaya penyelesaian konflik yang akrab disebut dengan mediasi. Mediasi dimulai diantara Kapten Keating dan seseorang yang menjadi seorang ketua dari warga lokal disana dan tentunya dengan beberapa tentara serta warga lokal. Dengan bantuan penerjemah disana, mediasi ini berjalan dengan kesepakatan yang dicapai antara kedua belah pihak. Warga lokal yang tadinya enggan menyerahkan senjata nya, akhirnya luluh setelah diberikan pengertian bahwa unit kecil tentara AS ini ditugaskan untuk menjaga mereka dari serangan Taliban dan diberikan kompensasi atas penyerahan senjata tersebut.

Pelaksanaan sebuah upaya penyelesaian konflik yang dilakukan melalui mediasi tidak selalu membuahkan kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak. Terkadang terdapat sebuah konflik yang benar-benar tidak bisa diselesaikan melalui mediasi atau bahkan mediasi itu tidak berjalan sesuai dengan perkiraan. Hal ini dapat terlihat pada adegan berikutnya yang diperlihatkan dengan penuh ketegangan diantara dua belah pihak.

Adegan ini dimulai pada gugurnya Kapten Keating yang diakibatkan oleh kecelakaan yaitu mobilnya jatuh ke jurang saat melakukan patroli malam. Gugurnya Kapten Keating membuat kekosongan kepemimpinan sehingga diangkatlah Kapten Yilesces sebagai penggantinya. Konflik ini dimulai pada saat tentara Amerika Serikat ini memergoki seseorang yang memotret tempat mereka dan setelah ditangkap identitasnya terkuak sebagai salah satu anak dari warga lokal.

Warga lokal yang tidak terima ada seseorang yang disandera oleh tentara Amerika Serikat ini terus mendesak untuk segera dibebaskan. Mediasi yang cukup mendesak tentara Amerika Serikat ini tidak berjalan dengan lancar karena seseorang yang memotret tempat mereka terindikasi sebagai mata-mata dari pasukan Taliban yang ditugaskan untuk mengawasi kediaman mereka. Terlebih lagi warga lokal juga menagih janji mereka yang akan memberikan kompensasi namun tidak kunjung diberikan oleh mereka, hal ini membuat tentara AS ini memberikan pernyataan bahwa uang kompensasi tersebut tidak akan diberikan kepada warga lokal selama seseorang yang sedang disandera belum jelas maksud dan tujuannya memotret tempat mereka. Hingga akhirnya kisah ini ditutup dengan penutupan Pos Kamdes akibat serangan besar oleh pasukan Taliban pada 3 Oktober 2009.

Perjalanan cerita yang penuh lika-liku dan konflik mengharuskan terjadi upaya penyelesaian agar tidak mengakibatkan konflik itu semakin parah. Namun dilaksanakan mediasi haruslah berdasarkan kepentingan bersama sehingga dapat membuahkan sebuah keputusan yang menguntungkan kedua belah pihak. Meskipun titik temu kesepakatan begitu susah untuk dicapai akibat ego seseorang yang semakin memuncak seiring berjalannya waktu mediasi, namun keduanya harus tetap menyampingkan ego tersebut. Strategi yang biasa digunakan di dalam mediasi adalah proses pendinginan suasana dan memperbaiki komunikasi antara pihak yang terlibat konflik. Tak jarang pula pemberian kompensasi dapat diberikan sebagai sebuah permintaan agar keduanya tetap sama-sama diuntungkan dalam penyelesaiannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun