Mohon tunggu...
Muhammad Faishal Jamil
Muhammad Faishal Jamil Mohon Tunggu... -

Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Agama & "Semangat Kapitalisme "

23 November 2014   04:25 Diperbarui: 4 April 2017   17:51 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Max weber mengatakan bahwa agama adalah salah satu alasan utama perbedaan antara budaya barat dan timur. Ia meninjau dari efek pemikiran agama dalam kaitannya dengan kegiatan ekonomi, strata sosial. Ia bertujuan untuk mengetahui alasan mengapa budaya barat dan timur dapat berkembang dengan jalur yang berbeda. Setelah weber meneliti untuk menemukan jawabannya kemudian ia menjelaskan tentang temuannya bahwa dampak pemikiran agama puritan/protestan memiliki pengaruh bagi perkembangan sistem ekonomi barat. Tapi tentu selain faktor agama, barat juga dituntun oleh faktor lain seperti rasionalitas terhadap upaya ilmiah,ilmu tentang pembelajaran dan yurisprudensi.

Doktrin protestan yang berbuah karya dari weber tersebut membawa implikasi bagi tumbuhnya suatu etos baru dalam protestan. Etos itu menimbulkan pengaruh bagi protestan seperti semangat untuk bekerja keras agar dapat merebut kehidupan dunia dengan sukses. Menurut protestan ukuran sukses dunia juga adalah ukuran sukses di akhirat. Inilah yang menimbulkan sebamngat kerja yang sangat tinggi bagi kalangan pengikut calvinis. Ukuran sukses atau gagal terhadap individu terlihat dari suksesnya aktivitas ekonomi individu. Gagal di dunia akan menjadi sebuah ancaman kegagalan ddi akhirat. Jika mereka hidup sukses mereka dapat hidup di surga, jika gagal, sebaliknya mereka bersantai di neraka.

Weber mendefinisikan bahwa semangat kapitalisme sebagai bentuk kebiasaan yang sangat mendukung pengejaran rasionalitas pada keuntungan ekonomi. Semangat seperti ini sudah menjadi kodrat manusia-manusai rasional, kepentingan pribadi diutamakan daripada memikirkan kepentingan dan kebutuhan kolektif.

Berbicara tentang rasional, islam juga bebicara tentang kaitan makna doktrin dengan orientasi hidup yang bersifat rasional, dalam ayat al-Qur’andisebutkan bahwa setelah menyelesaikan ibadah sholat, muslim diperintahkan untuk bertebaran di muka bumi dalam rangka mencari karunia Allah SWT. Namun hanya saja dalam islam ada sebuah penyeimbang, mekanisme yang digunakan untuk membatasi kepemilikan pribadi dengan kewajiban membayar zakat, infaq dan shadaqah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun