Mohon tunggu...
Icha Fahriza
Icha Fahriza Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mendangarkan musik dan menonton drama

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Modus Penipuan Online

13 Desember 2022   22:05 Diperbarui: 13 Desember 2022   22:13 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

WASPADA MODUS PENIPUAN

Penulis : Icha Fahriza

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Banyak sekali laporan-laporan modus penipuan online, biasanya modus penipuan berupa iming-iming hadiah, lalu di suruh transfer sekian uang untuk biaya pajak atau admin. Ada juga modus mengatas namakan instansi, institusi, bank atau pemerintah yang ujungnya disuruh transfer uang.

Sebelumnya beredar kabar modus penipuan berkedok kurir paket di media sosial seperti yang telah di beritakan BERITA_DIY. Kasus lain modus penipuan yang meneror masyarakat yang datang dari PLN. Hal itu diunggah oleh akun facebook bernama Evan Abu Muhammad.

"Saya semalam di kabarkan mendapat hadiah giveaway dari baimwong, saya langsung vidio call. Saya terkejut karna dalam vidio mirip sekali sama baimwong sungguhan ternyata itu hanya vidio dari yt baimwong yang di catut seseorang untuk meyakinkan korban dan memuluskan niat jahat pelaku penipuan. Saya hampir kena tipu tapi alhamdulillah saya masih di selamatkan dari niat jahat itu. hati hati kalian semua," ucap salah satu korban penipuan.

modus penipuan online paling umum itu sewaktu sedang baca berita, dengan iklan iklan yang isinya kebanyakan hanya tipuan, itu sedang marak di era sekarang ini.

"Saya juga mengalaminya, seseorang bernama Chung Wong mengaku berasal dari Hongkong dan bekerja di Texas USA. sebagai hadiah pertemanan dia ingin mengirimkan hadiah. Saya bahkan di kirimkan nomor track paket dan website palsu untuk melacak paketnya. Keesokan harinya, ada seseorang dengan nomor lokal WA saya, bahwa paket dari USA sudah sampai ke indonesia, dan saya di haruskan membayar sebanyak 15 juta. Tentu saja saya tidak bodoh, saya kembali mengirimkan resi palsu untuknya..." ungkap korban kedua.

Perlu di ingat, jika ada seseorang mengirimkan APK secara random via Whatsapp, bisa dipastikan itu adalah upaya pencurian data pribadi. APK adalah format file untuk instalasi aplikasi yang biasa kita gunakan di android. Jangan pernah instal APK di luar dari Google Play Store, kecuali sudah ada petunjuk khusus dari praktisi informatika yang berkecimpung di dunia android. contoh : AnTuTu Benchmark.

Ada juga korban yang mengamuk mengatakan "Indonesia itu banyak orang yang pintar, tapi sayang gak digunakan ditempat yang sesuai. Semua di awali dengan kebocoran data".

WASPADA!! para penjahat itu memiliki kata kata yang sangat sopan, manis dan pada awalnya terkesan biasa saja, pura pura kagum atau bertanya tentang kamu. Tapi kalau sampai kamu melayani atau bahkan antusias, kamu bisa termakan oleh tipu-tipu mereka. Sekedar mengingatkan kawan, boleh di share agar tidak ada lagi korban yang duit rekeningnya terkuras habis. Jika mendapat pesan, chat atau DM yang terlihat mencurigakan langsung di blokir saja, ingatkan juga orang orang yang belum paham tentang ini agar tidak memberikan sembarangan data mereka. Konfirmasi terlebih dahulu ke yang bersangkutan untuk kepastiannya.

Semoga bermanfaat.........

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun