Apa yang ada di sentul? Sirkuir balapan tentunya adalah hal yang pertama kali terlintas di pikiran anda. Tetapi, bagi saya Sentul mempunyai keindahan alam yang tidak kalah menakjubkan lho dan semua hal itu anda bisa dapatkan dalam waktu hanya 1 jam dari Jakarta! Tidak terlalu jauh bukan?
Perjalana ke Sentul dimulai dengan perasaan harap-harap cemas karena takut bis yang langsung menuju ke perumahan teman saya di Sentul City sudah luput dari pandangan saya. Saya bersama teman saya menunggu bis AO transport itu dari depan Ratu Plaza. Menurut jadwal, bus tersebut seharusnya sudah melewati mall tersebut pukul 16.00 tetapi sampai pukul 16.40 bus yang kami nanti-nantikan tak kujung tiba. Kami pun berencana untuk pulang ke kosan karena sudah tidak sabar lagi untuk menunggu lebih lama lagi namun tangga halte busway yang menanjak itu sungguh mengurungkan niat kami untuk menyerah dalam menunggu bus. Bayangan tingkat kelelahan yang lebih dan usaha kami yang sia-sia untuk mencapai Ratu Plaza berlari-lari dalam otak kami. Kalau diperkirakan, kami akan bertambah capek untuk menaiki halte tersebut, menunggu bus transJakarta dan harus transit untuk pindah ke halte lain untuk menuju “rumah peristirahatan” kami.
Rupanya, doa kami dikabulkan dan setelah menggurutu ini-itu, bus kami pun datang juga. Kami pun bersorak sorai karena tidak jadi merasakan semua fase yang melelahkan itu. Duduk lah kami di bangku kosong yang tersedia di bus tersebut. Kami ngobrol ngalor-ngidul, gosip orang sana-sini dan tanpa terasa 1 jam telah berlalu dan sampailah kami di pemberhentian terakhir di Sentul City. Kami pun memanggil ojek untuk mencapai rumah teman kami yang ternyata lumayan jauh dan karena hujan baru saja membasahi bumi membuat suasana menjadi terasa dingin. Brrrr….
Sampailah kami di rumah mungil teman kami yang tidak ada penghuninya. Ya, teman saya memang sedang dalam perjalanan ke rumahnya karena sebelumnya berkunjung ke Kebon Raya Bogor. Kami pun menunggu untuk kedua kalinya hari itu. Malam itupun kami habiskan dengan menyantap masakan italia yang dibuat oleh guru bahasa Italia kami, Ilaria.
Ilaria memasak pasta alla sicilia dan juga membuat dessert atau dalam bahasa italianya dolce bernama macedonia. Ingin tahu cara membuatnya? Sangat gampang sebenarnya! Tapi sayapun tidak yakin bisa membuat sendiri seenak bikinan sang “native”. Ada berbagai macam pasta dan pasta yang kami masak adalah pasta Farfalle. Farfalla sendiri artinya adalah kupu-kupu. Mengapa demikian? Apakah bentuknya seperti kupu-kupu? Sebenarnya menurut saya bentuknya seperti sebuah pita. Entah mengapa disebut demikian. Jadi lebih detilnya Ilaria membuat saus terlebih dahulu untuk sang pasta. Saus tersebut dimasak sendiri dengan bumbu utama adalah terong! Ternyata orang Italia kenal terong juga ya.. hehe..
Setelah terong dimasukkan ke dalam minyak zaitun dan peterseli, dia juga menambahkan beberapa buah tomat tentunya. Saus tersebut dimasak sampai matang kemudian saatnya merebus pasta. Mungkin sudah banyak yang tau bagaimana merebus pasta agar rasanya tidak terlalu hambar. Ya, merebus pasta memang harus ditambahkan garam untuk sedikit menambah rasa pada pasta tersebut. Sembari membuat pasta alla sicilia tersebut, kami juga membuat macedonia. Makanan ini benar-benar seperti buah penutup karena terdiri dari berbagai macam buah seperti kiwi, stroberi, pisang, dan apel. Semua buah-buahan tersebut dicampur menjadi satu dan kemudian ditambahkan gula yang lumayan banyak dan perasan buah lemon. Ajaib! Tanpa menambahkan air sedikitpun, macedonia menjadi berair sendiri karena air tersebut keluar dari kombinasi bahan-bahan tadi.
[caption id="attachment_156334" align="alignleft" width="300" caption="Pasta Alla Sicilia"][/caption]
Saatnya menyantap makanan! Porsi pasta tersebut ternyata terlalu banyak bagi ukuran perut Indonesia kami dan alhasil kami tidak dapat menghabiskannya. Padahal bu guru kami telah memasaknya khusus untuk kami dan dia pun marah ketika melihat kami menambahkan saos sambal lagi ke dalam pasti kami. Namanya juga orang Indonesia yang ga bisa ga kenal sambal!
Keesokan harinya, kami menuju atraksi utama yang kami dambakan yaitu Air Terjun! Kaget adalah hal yang pertama saya rasakan karena mengetahui bahwa ada air terjun disini. Saya pun penasaran untuk segera menuju kesana. Selama ini saya selalu mengidamkan melihat air yang turun dari atas dengan deras karena mengingat kekecewaan saya melihat air terjun di Jogjakarta yang airnya sudah tidak ada lagi.
Kami pun menyewa angkot untuk menuju ke air terjun tersebut. Jalan yang terjal membuat nyali ini ciut karena banyak sekali rintangan, beruntunglah kami mendapat supir angkot yang sangat lincah. Sampailah kami pada titik pemberhentian dimana kami harus berjalan menuju air terjun tersebut. Rupanya jalan menuju ke tempat dambaan kami lebih terjal lagi karena mengingat sekarang sedang musim hujan sehingga seperti yang Cinta Laura dulu sering katakan “Ujan, Becek, G ada ojek” pun terucap di mulut kami.
Kami harus melewati perkampungan dengan pemandangan sawah dan pegunungan. Sungguh indah! Tapi sayangnya kami lebih berkonsentrasi untuk melihat jalan yang becek ini agar tidak terpeleset sehingga membuat kami kurang dapat menikmati pemandangan yang terhampar di depan kami dengan utuh. Kami pun penasaran dimana letak air terjun tersebut. Wow, masih jauh ternyata!
[caption id="attachment_156338" align="alignright" width="300" caption="hamparan pemandangan sekitar"]
Lelah dan kehujanan. Untungnya hujan tiba setelah kita mendapatkan pos di depan air terjun tersebut. Kami pun tidak lupa mengabadikan keindahan itu dalam kamera saku kami masing-masing. Airnya cukup deras mengalir. Saya tidak tahu darimana air ini berasal tetapi saya hanya dapat bersyukur dan mengagumi keindahan ciptaan-Nya.
Setelah hujan sedikit reda, kami pun turun ke bawah untuk “menyelami” air terjun. Air terjun ini memang benar-benar memancarkan air yang sangat deras sehingga membuat wajah kami basah dan telinga kami budeg. Airnya sungguh kuat memancar ke suluruh tubuh kami sehingga membuat kami jejeritan. Dingin tapi sungguh menyenangkan karena kami dapat melupakan sedikit beban yang ada di pundak kami sebagai seorang pekerja yang setiap Senin sampai Jumat berkerja di bawah tekanan.
Setelah berpuas-puas dengan air terjun “langka” yang kami sebut air terjun perawan karena tidak tahu namanya ini, kami pun memutuskan untuk pulang. Dengan menyuruh anak kecil yang sedari tadi memandu kami ke tempat ini, kamit tidak perlu repot terseok-seok di tempat yang berlumpur tadi untuk menuju angkot kami. Merekapun dengan bersemangat memanggilkan supir angkot kami untuk menuju ke tempat di dekat air terjun tersebut yang lebih mudah kami jangkau.
[caption id="attachment_156349" align="aligncenter" width="300" caption="Air Terjun Sentul"]
Untuk menuju rumah ternyata kami masih harus bergulat dengan jalan yang menanjak dan terjal. Bahkan angkot pun sempat tidak kuasa untuk menahan beban yang ada. Teman kami yang satu-satunya pria di antara kami pun dengan sigap mengambil batu untuk mengganjal angkot ini. Syukurlah, kami masih keluar dari rintangan ini.
Dari kejauhan saya melihat spanduk bertuliskan”Sentul Paradise Park”. Oh, ini toh ternyata nama tempat ini..
Tips
Untuk menuju ke tempat ini, dpat menggunakan transportasi untuk langsung menuju ke Sentul City bernama AO transport dengan biaya Rp 15.000. Setelah sampai di pemberhentian akhir, anda dapat menggunakan ojek untuk mencapai air terjun ini dengan biaya sekitar Rp 30.000. tempat ini sangat cocok untuk melepas kepenatan anda dari kota Jakarta dengan perjalanan yang tidak terlalu jauh dan melelahkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H