Mohon tunggu...
Icha Ayu Wulandari
Icha Ayu Wulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UNAIR

Halo teman teman

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengkaderan Mahasiswa

3 Juni 2024   14:28 Diperbarui: 3 Juni 2024   14:34 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perkembangan Pengkaderan Mahasiswa Dari Masa Ke Masa

            Kesadaran mahasiswa terhadap kebutuhan untuk terlibat secara aktif di dunia kemahasiswaan serta pengoptimalan masa mahasiswa sebagai masa pembinaan diri belum sepenuhnya terinternalisasi. Banyak mahasiswa mengganggap bahwa kehidupan kuliah hanya sebatas pendidikan di kelas atau di bangku kuliah secara akademik saja. Kesadaran untuk terlibat aktif dalam kegiatan dunia kemahasiswaan diperlukan untuk menjadi aspek yang saling melengkapi dengan kegiatan akademis kampus. Proses pembinaan diri yang nantinya dijalani oleh mahasiswa tidak lepas dari proses pengkaderan atau kaderisasi mahasiswa.

Apa yang dimaksud dengan pengkaderan atau kaderisasi mahasiswa?

            Mengutip dari beberapa sumber, pengkaderan merupakan orang yang dididik untuk menjadi pelanjut estafet suatu organisasi, calon tunas muda, dan generasi muda. Pengkaderan juga memiliki arti yaitu proses untuk mendidik seseorang menjadi kader atau orang yang diharpkan akan memegang peranan penting dalam suatu organisasi. Tujuan dari pengkaderan sendiri adalah untuk membentuk karakter pesertanya agar sepaham dengan ideologi organisasi, dan menciptakan regenerasi untuk berjalan bersama mencapai tujuan. Kaderisasi dalam lingkungan mahasiswa merupakan suatu proses yang diharapkan dapat membentuk seseorang agar mampu meresapi nilai-nilai luhur sebagai mahasiswa seperti Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu mengaktualisasikan diri dalam aktivitas-aktivitas yang berlandaskan prinsip pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

Lalu apakah sistem pengkaderan mahasiswa dari masa ke masa tetap sama?

            Pada era orde baru, pengkaderan mahasiswa baru lebih fokus pada pengenalan akademik dan kegiatan ilmiah. Kemudian pada era reformasi, mahasiswa baru diajak untuk aktif, berpikir kritis, dan kreatif, mahasiswa juga diperkenalkan dengan berbagai isu yang ada di indonesia seperti isu politik, ekonomi, dll. Dan pada masa sekarang, mahasiswa baru yang memasuki gerbang perkuliahan harus membangun kesadaran akan identitas sebagai mahasiswa. Proses kaderisasi dimulai secara terpusat dan kemudian dilanjutkan pada tingkat fakultas. Kaderisasi untuk mahasiswa baru merupakan momen penyambutan sekaligus pengenalan seluruh mahasiswa baru yang dipersiapkan menjadi calon kader organisasi kemahasiswaan. Mahasiswa baru akan mengalami suatu proses yang dapat membuat mereka memahami status barunya sebagai mahasiswa, budaya kampus, keberagaman potensi yang ada di kampus, kesadaran berorganisasi, dan arti pendidikan. Penting bagi mahsiswa untuk memperoleh pemahaman sejak dini bahwa pendidikan adalah pembangunan atau investasi masa depan yang dilakukan oleh negara dalam rangka pembentukan SDM bangsa yang berkualitas.

            Pengkaderan bagi mahasiswa baru atau maba memiliki tujuan yang jelas yaitu mengubah paradigma mahasiswa baru (MABA) dari kehidupan SMA atau SMK ke dalam kehidupan kampus atau Universitas. Dalam perubahan paradigma ini, mahasiswa baru dituntut untuk beradaptasi dengan kehidupan kampus yang jelas-jelas menuntut mahasiswa untuk mandiri, bertanggung jawab, kreatif serta tetap tidak meninggalkan sikap intelektual. Pemahaman hakikat manusia juga merupakan tujuan penting dari pengkaderan dimana mahasisawa baru dituntut untuk lebih memahami posisinya sebagai manusia, apa kekurangannya dan apa kelebihannya. Dalam hal ini pengkaderan mahasiswa dengan sistem kekerasan kini tidak perlu lagi diterapkan karena justru dengan sistem kekerasan penumbuhan hakikat manusia dalam diri mahasiswa baru tidak berjalan sebagaimana mestinya. Yang selama ini terjadi  mahasiswa baru dilakukan secara represif dan diperlakukan bak binatang terlebih dahulu kemudian dari perlakuan tersebut mahasisawa baru, baru menyadari arti penting dari hakikat manusia. Sistem pengkaderan seperti itu memang sudah harus ditinggalkan. Kaderisasi yang dibutuhkan saat ini adalah yang disebut dengan "memanusiakan manusia".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun