Neraca Pembayaran merupakan suatu catatan sistematis yang mencatat semua transaksi ekonomi antarapenduduk suatu negara dengan penduduk negara lain dalam periode waktu tertentu (Jannah dkk., 2024). Neraca pembayaran tidak hanya berperan sebagai catatan statistik, tetapi juga sebagai indikator utama untuk menilai kesehatan dan stabilitas perekonomian nasional. Fungsinya sangat penting karena mampu memberikan gambaran menyeluruh mengenai hubungan ekonomi Indonesia dengan dunia internasional, termasuk dalam hal perdagangan barang dan jasa, aliran investasi, hingga transfer keuangan lintas negara. Oleh karena itu, neraca pembayaran menjadi alat penting untuk mengevaluasi kondisi ekonomi. Surplus atau defisit yang terjadi dalam neraca pembayaran dapat menjadi petunjuk bagi pemerintah dan pelaku ekonomi tentang situasi ekonomi yang sedang dihadapi.
Pentingnya neraca pembayaran dalam menjaga stabilitas ekonomi dapat dilihat dari poin-poin berikut:
- Indikator Keseimbangan Ekonomi
Jika suatu negara memiliki surplus neraca pembayaran, artinya pendapatan dari luar negeri lebih besar daripada pengeluaran. Ini umumnya dianggap sebagai tanda kesehatan ekonomi yang baik. Sebaliknya, defisit menunjukkan bahwa negara tersebut lebih banyak mengimpor barang dan jasa daripada mengekspor, serta menarik lebih sedikit investasi asing dibandingkan yang diinvestasikan ke luar negeri.
- Stabilitas Nilai Tukar
Ketika suatu negara mengalami surplus neraca pembayaran, permintaan terhadap mata uang akan cenderung meningkat. Dengan meningkatnya permintaan terhadap mata uang akan memperkuat nilai tukar mata uang tersebut. Sebaliknya, defisit neraca pembayaran dapat melemahkan nilai tukar.
- Dasar Pengambilan Kebijakan Ekonomi
Pemerintah menggunakan data neraca pembayaran untuk merumuskan kebijakan ekonomi yang tepat. Misalnya, jika neraca pembayaran menunjukkan defisit yang terus-menerus, pemerintah mungkin perlu melakukan penyesuaian kebijakan fiskal atau moneter untuk meningkatkan ekspor atau mengurangi impor.
Salah satu komponen penting dalam neraca pembayaran adalah neraca perdagangan barang dan jasa, neraca perdagangan mencatat selisih antara nilai ekspor dan impor. Peningkatan ekspor menghasilkan devisa (valuta asing) yang dapat memperbaiki neraca transaksi berjalan dan secara keseluruhan memberikan kontribusi positif pada neraca pembayaran negara (Rifai dkk., 2024). Dalam neraca perdagangan defisit terjadi ketika nilai impor barang dan jasa melebihi nilai ekspor, yang berarti negara mengimpor lebih banyak daripada yang diekspor. Defisit perdagangan yang berkelanjutan bisa mengindikasikan adanya ketidakseimbangan dalam perekonomian. Jika Indonesia terus mengalami defisit perdagangan, hal ini menunjukkan ketergantungan yang tinggi terhadap impor, yang pada akhirnya dapat memengaruhi stabilitas nilai tukar dan cadangan devisa negara. Dalam hal ini, neraca pembayaran berperan sebagai indikator kondisi ekonomi yang memberikan informasi penting bagi pemerintah untuk merancang kebijakan yang sesuai.
Penulis:
Icha Ayu Puji Rachmawati – Program Studi Akuntansi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
REFERENSI
Jannah, M., Astuti, R. P., Umam, M. R. K., & Saddad, M. A. (2024). Bank Sentral Dan Neraca Pembayaran Internasional. Gudang Jurnal Multidisiplin Ilmu, 2(5), 45-48. https://gudangjurnal.com/index.php/gjmi/article/view/428
Rifai, M. T., Daffa, A., Zahro, M. M., & Sujianto, A. E. (2024). NERACA PEMBAYARAN DAN NILAI TUKAR. Musytari: Neraca Manajemen, Akuntansi, dan Ekonomi, 5(7), 66-76. https://ejournal.warunayama.org/index.php/musytarineraca/article/view/3344
Wiryanti, T. (2017). Korelasi Ekspor Dan Impor Terhadap Neraca Perdagangan Dan Neraca Pembayaran Di Indonesia Tahun 2007-2016. JURNAL BISNIS & AKUNTANSI UNSURYA, 2(1). https://journal.universitassuryadarma.ac.id/index.php/jbau/article/view/167
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H