Mohon tunggu...
Aisyah Nurlaili Syarif
Aisyah Nurlaili Syarif Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesehatan Mental pada Anak: Prioritas yang Terabaikan

19 Oktober 2024   11:45 Diperbarui: 19 Oktober 2024   11:50 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesehatan mental anak merupakan topik yang mendapat banyak perhatian di dunia modern. Namun meski semakin banyak topik mengenai pentingnya menjaga kesehatan mental, anak-anak seringkali menjadi kelompok yang paling sedikit mendapat perhatian dalam diskusi tersebut. Banyak orang tua dan guru yang fokus pada kesehatan fisik dan prestasi sekolah, namun mengabaikan kesehatan mental anak. Faktanya, penyakit mental pada masa kanak-kanak dapat berdampak jangka panjang pada perkembangan anak secara keseluruhan.

Masa kanak-kanak merupakan masa penting dalam pembentukan karakter dan pemikiran seseorang. Pada masa ini, anak mulai terbiasa dengan lingkungan sosialnya, belajar berinteraksi, dan mengembangkan kesadaran. Penyakit mental seperti kecemasan, depresi, atau stres dapat mengganggu pembelajaran. Jika tidak ditangani dengan baik, masalah kesehatan mental pada anak-anak dapat berlanjut hingga dewasa, sehingga mempengaruhi kehidupan sosial dan hasil akhir mereka.

Penelitian oleh American Psychological Association menunjukkan bahwa anak-anak dengan penyakit mental memiliki masalah dalam berinteraksi dengan teman sebaya, mengelola emosi, dan berhasil di sekolah. Selain itu, kesehatan mental yang buruk dapat menyebabkan perilaku negatif seperti agresi atau isolasi sosial. Oleh karena itu, gejala gangguan jiwa perlu diwaspadai sejak kecil, agar anak dapat mendapat pengobatan yang tepat.Selain itu, lingkungan keluarga juga berperan penting dalam menjaga kesehatan mental anak. Orang tua yang penuh perhatian, mendukung secara emosional, dan menciptakan lingkungan yang aman dan penuh kasih sayang membantu anak mengatasi stres yang dihadapinya. Di sisi lain, lingkungan yang tidak stabil seperti kekerasan dalam rumah tangga atau tekanan akademis dapat berdampak serius terhadap kesejahteraan psikologis anak.

Namun, banyak perdebatan yang berfokus pada kesehatan mental anak dapat berdampak buruk. Misalnya saja, beberapa orang berargumentasi bahwa dengan memadati atau melindungi anak-anak dari segala jenis stres dan tantangan, kita menjadikan mereka sangat rentan di masa depan. Mereka mengatakan bahwa anak-anak yang tidak terbiasa mengalami kesulitan atau stres akan tumbuh menjadi kurang tangguh.Selain itu, diyakini bahwa banyak perilaku pada anak-anak yang dianggap sebagai gejala penyakit mental merupakan bagian penting dari pertumbuhan dan perkembangan. Misalnya saja kerewelan pada bayi atau rasa cemas saat memasuki lingkungan baru merupakan hal yang normal dan seringkali tidak memerlukan pengobatan. Dengan kata lain, kesehatan mental anak tidak boleh menjadi perhatian utama dalam kondisi apapun.

Meskipun anak-anak perlu belajar menghadapi tantangan, penting untuk diingat bahwa kesejahteraan mental mereka selalu menjadi prioritas. Kita perlu mengetahui perbedaan antara tantangan yang membangun rasa percaya diri dan stres yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Dukungan yang memadai, baik dari orang tua, guru, atau profesional kesehatan, diperlukan untuk membantu anak mengelola emosi dan mengatasi stres yang terkait dengannya.

Kesehatan mental bukanlah hal yang bisa diabaikan, terutama bagi anak-anak yang berada dalam masa perkembangan manusia dan sosial. Dengan perhatian dan intervensi yang tepat, kita dapat memastikan anak tumbuh menjadi manusia yang sehat secara mental dan emosi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun