Mohon tunggu...
Icha Nors
Icha Nors Mohon Tunggu... Guru - ibu rumah tangga, pendidik

Berhenti melihat jam/waktu dan mulai melihat dengan mata\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Trik Membuat Siswa Jatuh Cinta pada Matematika oleh Guru RA

25 September 2014   06:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:37 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_344222" align="aligncenter" width="382" caption="Mengukur/Menakar benda cair"][/caption]

Berbagai cara ditempuh oleh guru supaya matematika menjadi pelajaran yang disukai, syukur-syukur bisa dinikmati. Di RA Matholi’ul Huda 01 Troso Jepara misalnya, guru-guru berupaya agar belajar matematika terjadi secara alamiah seperti saat anak bermain. Walhasil diciptakanlah bermacam-macam bentuk permainan matematika yang secara umum bertujuan agar anak mengetahui dasar-dasar berhitung dalam suasana yang menarik, aman, nyaman,  menyenangkan dan secara khusus anak akan memiliki kemampuan logis sistematis sejak dini melalui pengamatan benda-benda di sekitarnya. Selain itu anak dapat memahami konsep ruang dan waktu serta dapat memperkirakan urutan suatu peristiwa yang terjadi di sekitarnya.

Menghindari Ketakutan Terhadap Matematika Sejak Awal

Menyaksikan dan ikut terlibat secara langsung dalam kegiatan pembelajaran di RA ini sungguh merupakan pengalaman yang membahagiakan. Mendengar celoteh anak yang sesekali ditimpali perdebatan antar teman, atau saat anak berpetualang menjelajahi playground untuk menemukan sesuatu sebagai bagian dari kegiatan belajarnya.

Suatu pagi beberapa hari lalu ada peristiwa menggelikan. Sayangnya sebagai pengelola aku beserta guru lain harus menahan rasa demi kepentingan perkembangan berpikirnya

Adalah Kiki yang berumur 4 tahun mengumumkan bahwa ia telah berhasil menukarkan selembar uang 1000 miliknya dengan 9 logam 100 dan dia kini merasa lebih kaya.

"Jika secara cepat guru menyalahkannya, Kiki akan mulai ragu akan persepsinya sendiri yaitu 9 logam seratus lebih banyak jumlahnya dari 1000 yang hanya selembar.  9 lebih banyak dari 1. Kepercayaannya sebagai pemikir matematika akan berkurang saat dia harus bersandar pada apa yang tidak dia ketahui daripada apa yang dia lakukan. Saat anak menemukan bentuk, rupa, rasa atau benda-benda lain di sekitarnya, guru harus senantiasa memberi reward berupa pujian untuk memotivasi mereka dalam menemukan hubungan antarobjek," kata bu Anik guru kelas Kiki sekaligus guru Sentra Sains dan Alam Cair.

Anak-anak membutuhkan waktu untuk mengeksplorasi dan menemukan konsep matematika dengan cara mereka sendiri dalam situasi dan lingkungan yang mendukung, bukan menghakimi. Mereka akan tumbuh menjadi individu yang memandang matematika sebagai suatu bagian yang alami dan penting dalam kehidupan sehari-hari..

Keberadaan guru dan orang tua sangat mendukung tumbuhnya rasa kepercayaan diri yang akan membantu anak memperoleh konsep matematika yang baru, sekarang dan masa yang akan datang. Begitu alasan bu Anik, yang pada tahun 2011 berhasil memenangkan lomba Ragam Sentra Tingkat Kabupaten Jepara.

[caption id="attachment_344232" align="aligncenter" width="300" caption="Bu Anik dan pialanya saat memenangkan Lomba APE dari bahan Limbah"]

14115787091411100003
14115787091411100003
[/caption]

Sebetulnya masih banyak guru lain yang juga berprestasi dalam lomba senada. Bu Eny misalnya dinobatkan sebagai Koreografer terbaik Islamic Modern Dance Tahun 2014  dan 2 tahun berturut-turut menjuarai Lomba Karya Nyata bagi pendidik Dinas Dikpora Kabupaten Jepara.

[caption id="attachment_344233" align="aligncenter" width="300" caption="Pendidik dan Pengelola saat penerimaan Penghargaan pemenang LKT dan LKN"]

14115789161843172605
14115789161843172605
[/caption]

Sebagai Pengelola aku bolehlah berbangga karena mempunyai tenaga pendidik kreatif dan punya dedikasi yang tinggi terhadap lembaga dan kepedulian terhadap kemajuan perkembangan peserta didiknya,

Permainan matematika yang sudah diciptakan oleh guru-guru RA di sini bisa diletakkan di sentra atau area apa saja. Misalnya di sentra sains dan alam cair, sentra Balok, saat coocking class, sentra seni dan kreativitas, sentra persiapan bahkan di sentra ibadah/imtaq. Permainannya pun sangat beragam sesuai sentra dan tema pembelajarannya.

Penerapan konsep matematika di RA Matholi’ul Huda 01 Troso Jepara antara lain pada permainan konsep Ganjil/Genap, Merangkai Gambar,Menyortir Kancing, Mengukur/Menakar benda cair, Permainan Tertinggi dan Terendah, Besar/Kecil, Pembuatan Pola Papan Bulletin, Permainan memancing, Jumlah Jemuran, Lompatan Matematika dan masih banyak lagi jenis kegiatan bermain yang masing-masing mempunyai tujuan yang jelasdan menggunakan bahan-bahan yang ada di sekitar maupun barang limbah.

[caption id="attachment_344223" align="aligncenter" width="402" caption="Permainan Memancing"]

14115740341906797149
14115740341906797149
[/caption]

Satu contoh saja, Permainan Memancing pada tema Binatang

Tujuan : Memasangkan jumlah dengan lambing bilangan

Bahan: Magnet, spidol, benang, stik/ kayu, mangkok kaca kecil, ember sebagai bak air, kertas lipat, stples, kertas laminating, gunting dan patron hiu/ikan

Pemasangan: 1. Ikat benang pada ujung stik, letakkan magnet pada ujung benang dengan cara

Menyimpulkannya sebagai penangkap ikan

2. Potong kurang lebih 20 bentuk hiu dengan kertas lipat dan tuliskan angka 1-10

pada setiap hiu

3. Lapisi hiu dengan plastic laminating, temple staples atau kancing cetit pada

badan hiu.

4. Buat ikan kecil-kecil dengan warna kertas yang berbeda-beda, laminating

Petunjuk Main : 1. Letakkan Hiu di bak air

2. Tunjuk satu anak untuk mencoba menangkap hiu dengan pancing magnet

3. Anak menyebut angka yang tertulis pada hiu tangkapannya

4. Anak meletakkan ikan pada mangkok yang nomornya sama untuk memberi

makan hiu

5. Setelah mengembalikab hiunya ke bak air, anak boleh memilih pemancing

Berikutnya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun