Mohon tunggu...
Icha Nors
Icha Nors Mohon Tunggu... Guru - ibu rumah tangga, pendidik

Berhenti melihat jam/waktu dan mulai melihat dengan mata\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menikah Lalu Makan Cinta

29 Agustus 2013   12:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:39 1057
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13777529742028484899

[caption id="attachment_275203" align="aligncenter" width="489" caption="Mempelai putri hanya diberi makan cinta?"][/caption]

Menapaki dunia baru menikah, perlu kesiapan-kesiapan yang tidak boleh diabaikan. Kesiapan-kesiapan itu tentunya tidak hanya secara fisik tapi juga psikologis. Mengapa harus menikah, mengapa memilih dia sebagai pendamping hidup? Karena mencitai dia dan ingin berbahagia karena dia juga cinta. Namun yang paling utama, raihlah cinta karena Allah. Pernikahan adalah perjanjian yang kokoh, mitsaqan ghalidzan. Sesuatu yang menggambarkan bahwa pernikahan itu sesuatu yang serius, perlu kesungguhan dan jauh dari main-main. Pernikahan juga suatu ibadah yang paling sesuai dengan nafsu manusia. Tentu saja ada aturan mainnya. Aturan main dibuat sedemikian indah, saling menguntungkan kedua belah pihat yang disesuaikan dengan sisi-sisi kemanusiaan manusia, karena dibuat langsung oleh Sang Pencipta yang mengetahui betul karakter dan kebutuhan ciptaan-Nya. Persiapan Terbaik Pernikahan Agar pernikahan tidak sekedar acara seremonial yang hingar bingar dengan kemewahan luar biasa, menghabiskan dana tidak sedikit untuk suatu kemubadziran lalu 2 bulan kemudian bubaran. Pernikahan perlu perencanaan matang agar dominasi kewajiban tidak semata bagi istri sebaliknya bobot hak yang banyak bagi suami. Ini pernikahan yang tidak sehat. Sebaliknya, tanggung jawab suami sebagai pemimpin rumah tangga sebenarnya sangat besar, berat dan meliputi banyak hal detail dalam rumah tangga. Inilah persiapan menikah yang utama:

  • Siap Ilmu dan Akal

Jangan sekali-kali mengira bahwa pernikahan tidak membutuhkan kesehatan akal. Oleh karenanya siapkan buku-buku yang penting bagi kehidupan berumah tangga nanti. Pendeknya cari dulu ilmu menikah: Melihat, membaca dan mendengar. Kaji lebih dalam hukum menikah, syarat dan rukunnya serta kewajiban dan hak yang menyertainya sesuai peraturan yang ada pada agama yang Anda peluk.

  • Siap Mental

Kesiapan mental terkait dengan perasaan rela kedua belah pihak untuk menikah. Tidak dipaksa dan tidak karena tekanan. Pernikahan yang disebabkan tekanan berpotensi menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan pada perjalanan pernikahan nanti. Sedapat mungkin menikahlah dengan orang yang diridhohi orang tuanya dan orang tua Anda.

  • Siap Lahir

Kesehatan dan kekuatan fisik adalah satu keniscayaan. Jaga kesehatan dengan pola hidup dan makan teratur, mengonsusmi makanan dan minuman yang halal dan mengandung berbagai asupan gizi yang dibutuhkan tubuh. Tubuh sehat dan fit mutlak dibutuhkan terutama ketika hari H yang sudah ditentukan. Bisa dibayangkan betapa mengecewakan disaat tetamu datang tiba-tiba sang mempelai terkapar karena kelelahan atau tiba-tiba maagnya kambuh karena kurang memperhatikan makan.

  • Siap Finansial

Faktor financial tidak dapat dipisahkan dari kesiapan pernikahan, baik untuk acara pernikahannya itu sendiri maupun kesiapan finansial untuk berumah tangga setelah acara itu. Berarti maslah kemandirian finansial menjadi penentu kelangsungan kehidupan berumah tangga. Kehidupan berumah tangga tidak melulu urusan cinta mencintai. Tidak mungkin pasangan atau anak-anak dari pernikahan kelak diberi makan cinta. Jangan sampai setelah acara prosesi pernikahan usai pasangan suami istri masih terus menerus menjadi benalu bagi orang tuanya, terutama bagi mempelai pria sebagai penanggung jawab atas keluarga yang akan dipimpinnya kelak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun