Mohon tunggu...
Icha Nors
Icha Nors Mohon Tunggu... Guru - ibu rumah tangga, pendidik

Berhenti melihat jam/waktu dan mulai melihat dengan mata\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bantu Air Menuju Tempat Peristirahatannya

4 Desember 2012   10:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:12 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Banjir itu musibah sekaligus berkahbagi yang bisa mengambil pelajaran dari dari kejadian ini. Sudah sepatutnya manusia bersyukur telah dibekali akal dan pikiran. Potensi tersebut akan melahirkan ilmu pengetahuan dan sejumlah disiplin ilmu, termasuk teknologi yang dapat menyingkap rahasia dan misteri fenomena alam dan isinya, termasuk banjir.

Menurut Wikipedia, banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Aliran air yang diakibatkan hujan deras meluapkan air sungai dan menjebolkan tanggul sungai hingga air membanjiri daratan. Banjir juga bisa terjadi karena curah hujan malampaui kemampuan tanah untuk menyerapnya. Ini bisa terjadi karena permukaan tanah tertutup oleh lapisan beton atau lapisan keras lainnya. Akibatnya air tidak bisa masuk ke dalam tanah untuk beristirahat. Tiadanya lahan hijau sebagai resapan tanah juga berakibat air langsung saja meluncur tanpa penghalang alami.

Sebenarnya, banjir itu sebuah bentuk protes alam pada kita karena kesewenang-wenangan manusia memperlakukannya. Kurangnya pemanfaatan air juga dianggap pemicu terjadinya banjir.Pendek kata, memubadzirkan dan tidak bisa menyimpan anugerah ini sebagai cadangan sumber kehidupan kelak dengan membiarkan air mengalir begitu saja.

Bantu Air Menuju Tempat Peristirahatannya.

Pernahkan merasa uring-uringan karena istirahat Anda terganggu ? Karena tidak ada fasilitas yang cukup memadai, kamar sumpek, ruangan bising, misalnya.

Begitu juga makhluk lain baik yang bernyawa maupun tidak. Semua butuh diakui dan dihormati eksistensinya.

Kesadaran akan tanggung jawab terhadap pelestarian lingkungan adalah satu-satunya jawaban cerdas mengurangi dampak kemarahan air pada manusia. Banyak hal yang dapat kita lakukan, antara lain:

Jangan tebang satu pohon pun di pekarangan rumah kita, buat lobang biopori untuk membantu air masuk ke dalam tanah dan jangan sembarangan membuang sampah anorganik.

Ajari anak-anak kita untuk mensyukuri setiap anugrah yangdiberikan Allah, dengan cara memanfaatkan setiap tetes air sebaik-bauknya.

Berdo’alah setiap saat turun hujan dengan khusuk agar hujan memberi manfaat bukan madharat pada kita.

Kalau Anda beragama Islam bacalah do’a ini: “Allahumma shoyyibannafian.”

Sebagaimana manusia, banyak makhluk lain yang juga membutuhkan air. Oleh karena itu jangan serakah dan menghalang-halangi mereka mendapatkan haknya dengan cara menutup akses menuju ruang-ruang kehidupan mereka.

Jangan memungkiri bahwa kebahagiaan, kesejahteraan dan kedamaian hidup Anda sebenarnya adalah hasil kerja keras makhluk lain. Dengan cara bertasbih tiada henti mereka mendo’akan bahkan sampai kita mati kelak. Rumput, pepohonan, bunga-bungaan di sekitar pusara kita senantiasa bertasbih meringankan dosa-dosa yang telah kita perbuat.

Dari uraian di atas, masih tegakah kita tidak berkompromi dengan alam dan seluruh isinya ? Semoga tulisan ini menjadi bahan renungan betapa tak berdayanya kita tanpa dukungan dari alam sekitar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun