Mohon tunggu...
Icha Nors
Icha Nors Mohon Tunggu... Guru - ibu rumah tangga, pendidik

Berhenti melihat jam/waktu dan mulai melihat dengan mata\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Cemaran Babi Pada Produk Makanan Bagaimana Mengenalinya?

3 Maret 2014   08:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:18 1027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ngeri setelah membaca berita tentang banyaknya makanan sejenis bakso, daging giling, daging asap sapi yang dicampur daging babi. Sebelumnya juga beredar kabar bakso tikus got, hiii….Padahal keluargaku termasuk penyuka bakso.

Rerata warung bakso di daerahku memang tidak menyantumkan label “halal” pada papan nama warungnya. Tapi selama ini pelanggan nyaman-nyaman saja karena yakin tidak diakali pedagangnya.

Setelah banyak tindak kecurangan baik tersengaja maupun tidak oleh pedagang bakso maupun daging olahan lain (adakalanya produsen bakso dan daging olahan juga diakali alias tidak tahu kalau daging yang dibeli terkontaminasi daging haram), sebaiknya waspada.

CaraMendeteksi

Bagi konsumen, ada empat cara mengenali unsur babi pada sebuah produk. Petama, secara kasat mata yang bersifat fisik. Kedua, dengan analisa laboratorium, ke tiga dengan piranti detector, ke empat, dari informasi kemasan produk.

Dari keempat cara pedektesian di atas yang bisa dengan mudah dan bisa langsung dilakukan adalah cara pertma. Daging babi memiliki warna yang bervariasi, mulai dari merah muda hingga perak kemerah-merahan. Daging berserat halus dan berlemak putih jernih, lunak dan mudah mencair pada suhu ruangan (27,50C).

Bila daging sudah dioplos, dengan daging sapi maka pengenalan akan semakin sulit.Disarankan pada konsumen untuk membeli daging sapi penjual yangsudah dipercaya atau di pasar yang tidak menjual daging babi. Jadi pasar itu tidak menjual daging selain sapi.

Kalau menggilingkan daging, gilinglah pada tempat yang sudah terpercaya dan diketahui jelas tidak menggiling daging sapi. Jika tujuannya hanya untuk dikonsumsi keluarga (bukan untuk dijual) sebaiknya memanfaatkan alat yang sudah tersedia di rumah yaitu chopper, alat penggiling penyerta blender.im

Perlu juga diperhatikan bahwa harga miring tidak selamnya menguntungkan. Jika terlalu murah dari harga rata-rata maka perlu dicurigai. Untuk daging utuh campuran akan lebih sulit bagi awam untuk mendektesinya. Namun sekali lagi dari harga yang kelewat murah bisa diindikasikan adanya perselingkuhan, jadi tidak usah terjebak nafsu membeli.

Sebenarnya sat ini sudah ada pebektesi daging babi, atau pelacak kimia babi. Alat ini karya tim Fakultas Kedokteran Hewan UGM. Kabarnya alat ini bisa mendeteksi kadar babi lewat kandungan protein spesies spesifik dari daging. Alat ini bekerja jika di atasnya diletakkan daging dan ada petunjuk kea rah positif atau negative. Kalau negative berarti daging itu bukan daging babi, sedang kalau positif berarti daging itu daging babi.

Ada juga alat pendektesi lemak bab.i melalui analisa lemak babi. Dengan menggunakan FTIR (Forier Transform Infra-Red) spectroscopy.

Alat ini secara cepat dapat digunakan untuk mendektesi lemak babi dengan hasil yang konsisiten. Metode FTIR dapat memberikan hasil analisa asam lemak dari babi yang bercampur dengan lemak-lemak binatang lain secara konsisten, bahkan dengan kandungan yang sangat rendah.

Scanner Halal

Alhamdulillah, sekarang juga sudah ada Halal Scanner lho. Sebuah aplikasi untuk memindai label pada produk nahan makanan. Inovasi kreatif iphone ini secara otomatis akan menentukan kehalaln suatu produk.

Cara kerja Halal Scanner ini sangat sederhana. Arahkan lensa kamera iphone 3GS ke label produk yang akan diteliti. Fungsi autofocus akan langsung bekerja untuk mendapatkan gambar yang diinginkan. Halal Scanner akan memeriksa zat dalam makanan dan mencocokkannya dengan daftar yang ada dalam database built in yang berisi data makanan yang diatur secara berurutan.

Aplikasi ini menggolongkan atas empat jenis status yaitu: Halal, haram, 50/50 dan tidak diketahui; Status terakhir bisa berarti subhat (samar) dan cenderung haram.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun