Mohon tunggu...
wardah nisa
wardah nisa Mohon Tunggu... -

i'm unique, simple, and sometimes crazy :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Betapa

23 Juli 2010   13:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:39 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jika suatu hari saya mengatakan bahwa saya sudah tidak kuat menghadapi tingkah laku Tuan, sungguh bukan berarti saya menyerah untuk mencintai anda, tapi itu merupakan bentuk rasa lelah saya dalam menebak dan menerka apa yang tuan inginkan, dan apa yang harus saya lakukan.

Jika suatu hari saya mengatakan bahwa saya ingin meninggalkan Tuan, sungguh bukan berarti saya sudah menemukan kenyamanan yang lain, tapi itu menunjukan betapa besarnya perasaan cinta saya terhadap anda, akan tetapi selalu anda abaikan.

Saya hanya manusia biasa Tuan, tidak bisa menerka apa yang tersirat dari semua tingkah laku anda. Maksud hati bukan ingin menambah beban anda, saya hanya butuh kejelasan. Saya tidak ingin dianggap menutup mata dari apa yang anda rasakan, dan terkesan lebih peduli dengan apa yang saya rasakan.

Tuan, jikalah diri ini bisa menjadi sandaran untukmu dikala anda lelah, tak usahlah sungkan untuk bersandar. Jikalah diri ini bisa menjadi tuas pendorong dikala anda merasa rapuh, saya rela mendorong anda sekuat tenaga. Jikalah diri ini bisa memberikan kenyamanan dikala anda merasa sakit, saya rela merasakan sakit yang anda rasakan.

Tapi tolong Tuan, jangan siksa saya dengan DIAM nya anda. Tenaga saya banyak terkuras untuk menebak tingkah laku Tuan. Apakah saya masih menjadi bagian dari hidup Tuan?ataukah waktu saya bersama anda sudah benar-benar habis?

Maafkan saya jika terlalu banyak bertanya dan menuntut macam-macam. Saya pun ternyata hanya perempuan biasa, yang menginginkan legalitas dan kejelasan. Sungguh saya tidak akan lelah menunggu anda Tuan, asalkan tuan benar-benar meminta saya untuk menunggu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun