Mohon tunggu...
icecream vanilla
icecream vanilla Mohon Tunggu... -

Seorang penyuka icecream vanilla yang mencoba mengisi waktu luang dengan membaca dan menulis dalam rangka meningkatkan mutu diri....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ice Cream Vanilla

16 Desember 2010   06:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:41 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ini tentang sebuah es krim tepatnya es krim vanila. Tapi aku tak bisa mendefinisikan secara tepat, es krim itu masuk jenis makanan atau minuman? Aku tak mau ambil pusing tentang itu. Yang aku tahu, es krim itu dingin, manis dan lembut. Rasanya sensasional di dalam mulut. Sekali makan atau meminumnya, (tepatnya apa ya?) aku pasti mau tambah. Dan jadilah aku penyuka es krim.

Es krim jaman aku kecil bukan es krim seperti zaman sekarang. Es krim yang ku kenal dulu adalah es krim yang di jual oleh seorang laki-laki bersepeda dan membawa semacam gamelan kecil yang ketika gamelan itu di pukul bunyinya jadi, 'tong tong tong', makanya kemudian es krim jenis ini serung di kenal dengan sebutan es tong-tong. Digemari anak-anak karena selain enak juga harganya murah meriah.

Lain dulu lain sekarang, es krim tong-tong makin terpinggirkan dengan kemajuan tekhnologi. Es krim di jadikan aset dagang yang bernilai omzet ratusan juta dan bahkan miliaran. Tapi ini juga bukan urusanku :D

Lalu, apa urusanku? Jawabannya simpel, 'es krim vanilla gratis!' :P
Aku tak akan melirik kalo es krimnya rasa coklat. Karena aku memang tak suka rasa coklat (artinya, kalo coklatnya asli aku mau). Es krim coklat rasa manisnya pekat sekali, dan cepat membuat eneg dan sakit gigi. So, memang hanya es krim vanilla yang aku mau. Makanya nama ini kujadikan nama user ditiap aku masuk sebuah web ataupun mungkin suatu saat akan menjadi nama pena dari tulisan-tulisanku.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun