Surat Tuk Kenanga...
Akhir masa wiyata yang dirundung kelam..
Mungkin tak seindah kuntum yang mekar ditaman bunga,
warnanya tak secerah warna pelangi yang berjajar mesra...
Kau justru tampak lebih berduri dan layak dinamakan manusia langka..
waktu itu, tanpa sengaja aku berpapasan dengan mu..
bukan..bukan di dunia nyata tentunya......
Dunia yang tiada antara sesentipun yang mempertemukan aku denganmu..
dunia yang disana dapat kita torehkan semua kata...
dunia yang membuka semua dinding yang tertutup,
hingga kini kita sama-sama tahu..,
“apa yang ada diotakmu dan apa yang ada diotakku!”
.........tapi bukan di dunia nyata tentunya...........
antara asa, pengandaian dan impian...
akhirnya rasa itu ada..,
rasa yang mempertemukan bathin-bathin kita yang mengenyahkan segala etika!
Rasa yang mengaminkan sejumput prilaku yang seolah-olah itu biasa..
memang karena kebiasaan kita yang memulai semua...
Kenanga...,
kini satu tahun sudah berlalu..
masa wiyataku pun telah berakhir..
kini, aku benar-benar memikirkan dunia nyata...
dunia yang dimana aku hidup dengan kenyataan yang ada..
Entah, apa mau dikata..
sudah kukatakan berkali-kali bahwa rasa itu ada!
Rasa itu benar-beanr ada walau aku tak tahu wujud aslimu seperti apa...
namun, seiring berjalannya waktu..
ketika kujemput asa itu..
harus kukatakan...
“AKU MEMBENCIMU!”
dunia maya memang maya...
dunia maya hanya rupa dari sosok lain yang tak dijumpai di dunia nyata...
maaf..