Mohon tunggu...
icecream vanilla
icecream vanilla Mohon Tunggu... -

Seorang penyuka icecream vanilla yang mencoba mengisi waktu luang dengan membaca dan menulis dalam rangka meningkatkan mutu diri....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ramadhan Pertama

16 Desember 2010   09:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:41 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

RAMADHAN PERTAMA ^_^

Ku pandangi senja yang berbinar manja kearahku. Siluetnya tersenyum manis membawaku ke harumnya suasana Ramadhan. Hawa sejuk dan nyaman begitu terasa. Ramadhan yang amat berbeda dengan Ramadhan-ramadhan yang telah lalu. Kali ini aku tak sendiri lagi. Ada sewajah pawana yang membersamaiku. Rengkuhan tangannya kuat menggandeng jemariku. Mengajakku menjajari tapak-tapak kakinya untuk melangkah menggapai kemenangan madrasahNya. Wajah senyumnya membuatku enggan untuk tak mengejarnya. Dia mengajakku berlari. Dengung A.. Ba Ta.. hampir setiap hari menghiasi fajar kamar kami. Ketika kumulai terbuai dengan langkah patah, dia membisikkan aroma kasturi ke gendang telingaku, lembut....
"Bidadariku, ayo melangkah lagi!"
Senyum malaikatnya membuatku terpana. Ada decak membahana dalam dadaku. 'Riang'
'Tok tok tok...', terdengar suara pintu di ketuk.
"Assalamu'alaykum.." berselang kemudian salam.
"Wa'alaykumussalam warrohmatullohi wabarokatuh!", lamunanku sore itu buyar. Aku senyum-senyum sendirian.
"Ada apa?" tanya suamiku.
"Nggak papa...", jawabku sambil kucium punggung tangan kanannya. Dan dia membalasku dengan kecupan di dahi.
"Kenapa hayo?"
"Hehe..", kujulurkan lidahku kearahnya.
"Ada apa sih yang? Senyum-senyum sendirian."
"Habis ngelamunin ayang, eh..orangnya malah beneran datang." ku tekuk mukaku malu.
"Ha haha.." Gantian dia yang tertawa.
"Kenapa?" tanyaku sambil merengut.
"Nggak pa-pa" tuh kan, dia ikut-ikutan eror.
"Ngomong dong ma ade, kenapa tiba-tiba tertawa? Emang ada yang lucu?"
"hmm..hehe"
"iiihhh!!!" balasku sebal.
Aku mulai akting ngambek. Duduk mojok di sudut kamar sambil manyunin mulut. Dan dia malah semakin keras tertawa. Aku semakin sebal menatapnya.
"Habis, ayang lucu sih..." dia berjongkok didepanku sambil memegang kepalaku. Dibelainya kepalaku jenaka.
"Afwan...nggak maksud ngetawain ayang kok.." senyumnya manis kearahku. Anganku jadi melambung lagi. 'Aneh!' Orangnya aja ada depan mata, masak mau dilamunin lagi!
'Hihihi.." aku malah ketiwi lagi.
"Nah loh, ayang kan yang malah ketawa?" dia menatap aneh kearah ku dengan penuh tanda tanya.
"Dah ah capek!" jawabku sambil terkikih.
"Afwan juga." Kusodorkan senyumanku kearahnya dan kupeluk tubuhnya yang berjongkok dihadapanku. Dan dia membalas rengkuhanku.
"Masak apa yang?" Dia mengalihkan topik.
"Tahu toge dikecapin.."
"Asyiiik!" dia nyengir kegirangan seperti anak kecil.
"Bukanya pake apa?"
"Air putih." jawabku datar.
"Yah.."
"Bersih-bersih badan aja dulu. Buka masih setengah jam lagi kok!"
"Iya...", dia berlalu dari hadapanku sambil menyambar handuk. 'tumben nurut!' biasanya sepulang kantor langsung semedi di depan komputer. Alhamdulillah, berkah Ramadhan sepertinya. Semoga istimrar dalam kebaikan.
Sepuluh menit berlalu, dia muncul lagi di kamar dengan wajah yang segar. (ya iyalah, habis bersihin badan gitu loh! masak kusut?!).
"Yang di taruh mangkuk apaan tuh?"
"Kolak pisang ma kolang-kaling." aku nyengir kuda.
"Awas yah...mau ngerjain kakak, katanya cuma air putih doang!" ditubruknya badanku hingga aku terduduk di kasur. Aku hampir teriak-teriak karena digelitikin.
"Tiada ampun!" katanya lagi.
Tiba-tiba terdengar adzan Maghrib.Dia pun berhenti menggelitikiku.
"Alhamdulillah, dah buka." Dia tersenyum dengan lembut kearahku. Dan kami pun berbuka bersama dengan menu yang sangat 'manis'.

"Dari Sahl bin Sa'd ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka mau menyegerakan berbuka." (Bukhari-Muslim).

Thank's to our Ramadhan...

Hanya pada Allah Raja' dan tawazun kita...

Hanya yang terbaik yang kita pinta,

semoga Ramadhan kali ini adalah pintu Hijrah yang membawa kita selalu dalam kebaikan yang di ridloiNya.
sketsa ini untuk akhi al-mahbub, misua tercinta. ^_^

Tanah Pasir, 7 Ramadhan 1430 H

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun