Mohon tunggu...
icdw eddy prayitno
icdw eddy prayitno Mohon Tunggu... -

ICDW adalah program yang diadakan oleh Pesantren Daarul Uluum dalam bidang penelitian dan studi tentang radikalisme dan kearifan lokal. ICDW menyelenggarakan program belajar, diskusi, sosialisasi, dan deradikalisasi di Indonesia. Blog ICDW di kompasiana ini dikelola oleh 2 kompasianer, mataharitimoer dan pengelanasemesta. website : http://icdwproject.daarululuum.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Seminar Radikalisme di Pesantren

4 Mei 2010   09:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:25 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Indonesian Center For Deradikalisation dan Wisdom (ICDW), salah satu sayap kelembagaan Yayasan Pesantren Daarul Uluum Bogor, menyelenggarakan seminar sehari tentang Radikalisme dan Terorisme di Pesantren, Sabtu 1 Mei 2010. Panitia seminar menghadirkan dua orang pembicara kunci, yaitu DR Wawan H. Purwanto (Pengamat intelijen), dan Mataharitimoer (Direktur ICDW Daarul Uluum).

Seminar dihadiri oleh sekitar 100 orang peserta yang berasal dari para santri, para pengurus pesantren, dan mahasiswa beberapa perguruan tinggi di sekitar Bogor, seperti Universitas Pakuan dan Universitas Ibn Khaldun (UIKA). Organisasi kepemudaan seperti Gerakan Pemuda Ansor pun tidak ketinggalan ikut turut serta mengirimkan anggotanya sebagai peserta.

Dalam uraiannya, Wawan yang juga menjabat sebagai Staff Ahli Wakil Presiden RI Bidang Keamanan dan Kewilayahan ini, menggarisbawahi bahwa seluruh kajian tentang terorisme akan selalu terbentur pada definisi. Definisi ini sangat penting karena menyangkut cap yang akan ditimpakan kepada seseorang atau sekelompok orang. "Dunia Islam dan Dunia Barat, sampai saat ini, masih belum sepakat dalam merumuskan siapa yang sebenarnya teroris: Hamas atau Israel?", ujarnya.

Sementara itu, MT menguraikan pandangannya bahwa radikalisme adalah spirit yang harus dimiliki oleh siapapun yang menginginkan perubahan. "Indonesia bisa merdeka karena radikalisme para orang tua kita dahulu saat melawan penjajah belanda," ingat pria yang menulis buku "Jihad Terlarang: Cerita dari Bawah Tanah" itu, sekaligus menegaskan bahwa ada perbedaan tegas antara radikasme dan terorisme. "Terorisme tidak pernah mendapatkan dalil pembenar dalam ajaran Islam".

sumber : daarululuum.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun