Mohon tunggu...
siti ngaisah
siti ngaisah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

mahasiswa UIN Jogja Ilmu Komunikasi 2011

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Bakat Terpendam Teman-teman Kami

30 Desember 2012   05:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:49 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bakat Terpendam Teman-teman Kami

Mengingat beberapa bulan yang lalu tepatnya pada bulan September, kami mahasiswa-mahasiswa Ilmu Komunikasi semester tiga mengawali perkuliahan setelah menikmati libur panjang  lebih kurang dua bulan lamanya. Seperti mahasiswa pada umumnya, sebelum memulai aktivitas perkuliahan kami harus melakukan beberapa tahapan registrasi ulang. Membayar sejumlah uang semester di bank yang telah ditunjuk, mengisi blangko KRS dengan persetujuan Dosen Pembimbing Akademik, melakukan pengisian KRS secara on line melalui situs resmi dari universitas, dan selanjutnya yakni mencetak kartu rancangan study tersebut.

Dari beberapa mata kuliah wajib yang harus diambil mahasiswa semester tiga,  mata kuliah Jurnalistik adalah salah satu yang termasuk mata kuliah wajib tersebut. Seperti biasa, pertemuan pertama pada perkuliahan selalu diawali dengan kontrak belajar mahasiswa dan dosen selama satu semester. Kontrak belajar tersebut antara lain berisi kesepakatan mahasiswa dan dosen terkait macam perkuliahan yang akan dijalani selama satu semester ke depan, yakni seperti kesepakatan mulainya perkuliahan atau pemberian toleransi keterlambatan waktu masuk bagi mahasiswa maupun dosennya, unsur penilaian, tugas dan kewajiban mahasiswa kepada dosennya, juga kewajiban dosen terhadap mahasiswanya. Dalam kesempatan itu, semua yang hadir sebagai bagian dari kelas tersebut berhak mengutarakan pendapatnya dalam menentukan kontrak pembelajaran sehingga tercapai sebuah kontrak yang telah disepakati oleh mahasiswa beserta dosen.

Teringat di dalam mata kuliah Jurnalistik, salah satu kontrak yang harus dijalani oleh mahasiswa yakni berkaitan dengan tugas. Salah satu tugas yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswa yaitu menjadi penulis  kompasiana. Empat puluh persen penilaian diambil dari poin kompasiana mahasiswa. Setiap tulisan yang di posting mahasiswa memiliki kriteria penulisan yang sudah disepakati. Syarat umum yang paling melekat adalah "550 kata minimal" di dalam tulisannya. Poin terbesar dapat diperoleh dari tulisan mahasiswa yang bisa menembus menjadi HeadLine (HL), 100 poin. Cukup besar. Bagaimana tidak, karena tidak setiap tulisan bisa mendapatkan posisi tersebut. Dan yang pasti, HL itu menjadi keputusan admin kompasiana yang tidak dapat diganggu oleh siapa pun.
"Kalau sudah jadi HL, saya tidak akan membahas isi dari tulisannya, bagus dan tidaknya, sesuai atau tidak dengan kaidah jurnalistik, wong sudah jadi HL, kan admin sendiri yang memilih", (kurang lebih) begitulah pak dosen menyampaikannya kepada kami.

Ya, sejak hari itu banyak akun kompasiana baru yang muncul, dengan embel-embel mahasiswa Ilmu KOmunikasi 2011 UIN Sunan Kalijaga.Banyaknya mahasiswa yang mengakses kompasiana.com untuk membuat akun kompasiana. Selama beberapa hari situs tersebut sangat sulit diakses. Bahkan tak jarang memberikan respon "network error".

Sejak hari itu pula, kami mahasiswa mahasiswi IKom bak wartawan  yang selalu sigap melihat setiap peristiwa yang ada. Beberapa hari pertama, minggu-minggu pertama, hingga satu-dua bulan pertama semangat menulisnya luar biasa. Keinginan untuk terus menulis masih sangat tercium aromanya. Bahkan pada minggu pertama seorang mahasiswa dengan tulisan pertamanya mampu menduduki posisi HL. Tentunya hal tersebut menjadi pembicaraan warga ikom 2011. bagaimana tidak? Dosen pengampu mata kuliah Jurnalistiknya yang sudah lama mengenal dunia menulis pun, butuh beberapa lamanya untuk mendapatkan HL di tulisannya, sedangkan ia "mahasiswa" yang masih terbilang baru menulis, bisa mendapatkan HL dalam waktu yang cukup singkat bagi seorang penulis. Kata beliau, kepandaiannya dalam mengambil topik. tulisannya sederhana, bahasanya pun tidak terlalu rapi tetapi topik yang ia ambil jauh dari perbincangan masyarakat. Ia mengambil fenomena yang jauh dari perbincangan masyarakat, namun hal itu penting untuk diketahui publik. dari situlah satu tips diperoleh dan mulai diterapkan oleh mahasiswa lainnya.

Minggu berikutnya, tulisan-tulisan berembel-embel HL mulai bermunculan. Bahkan ada tulisan dari salah satu mahasiswa yang di muat di harian Kompas. Nampaknya, bakat menulis itu ada di dalam diri teman-teman kami. Dari perkuliahan ini membuat beberapa orang menyadari bahwa di dalam dirinya ada bakat terpendam yang belum tersalurkan, dan beberapa lainnya memang telah menikmati hasil dari kemampuannya dalam merangkai kata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun