Senin siang 13/04, ketika meninjau pelaksanaan Ujian Nasional di SMKN 1 Palopo Walikota HM Judas Amir sempat berang saat saya tanyakan soal banjir di Palopo yang terjadi semalam. Pada saat yang sama, siang itu juga, di media social twitter hashtag atau tagar #PalopoBanjirToda sedang menggelinding menjadi Trending Topic. Jawaban walikota atas pertanyaan saya sungguh diluar dugaan. Rupanya ia ogah atau bahkan pura-pura tidak tahu jika di Palopo semalam akibat hujan deras membuat sepertiga Kota Palopo tergenang air.
“Siapa bilang Palopo banjir?” sergah walikota. “Kalo ada yang tulis Palopo banjir saya akan tuntut!”. Penegasan walikota kali ini antara serius dan bercanda sudah tidak jelas. Masalah seputar Ujian Nasional di hari pertama itu tertutupi oleh isu banjir yang melanda Palopo.
Sehari sebelumnya, jam 20.00 wita minggu malam, kami baru saja memasuki kota Palopo, saat kendaraan roda empat yang saya tumpangi dari Walmas, masih diatas aspal jalan poros sekitar Balandai telepon genggam salah seorang penumpang tiba-tiba berdering.
“pulang meki pak, banjir mi rumah ta” teriak istri penumpang diatas mobil tersebut. Sang suami hanya tersenyum dan mengganggap istrinya sedang bercanda. Namun hujan malam itu seolah tanpa henti, meluncur deras diatas bumi Sawerigading.
Memasuki kawasan pasar lama di seputar jalan Andi Tadda, air sudah mengepung badan jalan. Kanal-kanal yang kami lalui terlihat penuh seolah tak mampu lagi menampung debit air yang jatuh dari langit.
Beberapa motor bahkan sempat mogok akibat genangan air di jalan mengganggu mesin. Mobil kami berjalan lambat, takut jika ada lubang di aspal jalan yang tak kelihatan tertutupi genangan air setinggi lutut orang dewasa.
Bagian terparah ada di kawasan Carede. Beberapa rumah warga sudah dikunjungi banjir sejak pukul 7 malam. Pertanyaan saya sederhana, jika penghargaan untuk walikota dalam Award Manajemen Perkotaan di bidang drainase dianggap berhasil, lalu banjir malam itu disebut apa? Air yang hanya jalan-jalan atau air yang bingung hendak mau kemana lantaran kanal, got dan drainase sudah sesak tak ada lagi tempat untuk mengalir? Walikota mungkin betul. Bahwa malam itu bukan banjir. Hanya sekedar air tumpah diatas badan jalan atau masuk ke rumah warga tanpa permisi karena pemerintah kota sedang sibuk membangun citra agar Piala Adipura bisa kembali datang berkunjung ke Kota Palopo. Wallahualam bissawab (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H