SEJARAH KESEHATAN MASYARAKAT
ICASIA IZZAH RAHMAWATI WITANTO / 191241012
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang multidisiplin dengan mempelajari bidang ilmu yang luas, seperti ilmu psikolog, antropologi, biologi, sosiologi, kimia, dan kedokteran. Ilmu kesehatan masyarakat merupakan suatu ilmu dan seni yang berkontribusi untuk menanggulangi penyebaran penyakit menular di masyarakat. Adapun pilar utama ilmu kesehatan masyarakat, yaitu biostatistik kesehatan, epidemiologi, kesehatan lingkungan, pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku, gizi masyarakat, administrasi kesehatan masyarakat, serta kesehatan dan keselamatan kerja (Hasnidar et al. 2020; Meidiawati et al. 2024).
Ilmu ini selalu dikaitkan dengan kepercayaan mitos Yunani yang berkembang di masyarakat. Kepercayaan tersebut dikisahkan bahwa ada 2 makhluk mitologi Yunani, yaitu Asclepius dan Higeia. Asclepius dikenal melakukan pengobatan kepada individu setelah penyakit tersebut memapar seseorang, sedangkan Higeia dikenal sebagai sosok yang menganjurkan melakukan pola hidup seimbang, seperti pola hidup bersih dan sehat serta pola gizi yang seimbang. Hal tersebut menunjukkan bahwa Asclepius mengutamakan pengobatan kuratif, sedangkan Higeia lebih mengutamakan aspek holistik (Eliana & Sumiati 2016; Meidiawati et al. 2024).
Ilmu kesehatan masyarakat telah dikenal oleh masyarakat zaman Romawi Kuno. Pada zaman itu manusia telah dapat menanggulangi masalah kesehatan masyarakat dengan pembuatan peraturan-peraturan yang berlaku, seperti peraturan tentang sistem drainase, peraturan air minum, serta adanya pembuatan jamban yang layak. Jadi, pada zaman Romawi kuno ini dapat disimpulkan bahwa di kawasan tersebut telah terjadi kemajuan yang cukup pesat dibandingkan dengan kawasan lain (Meidiawati et al. 2024).
Pada abad pertama dan ketujuh dunia telah terjadi endemik dan wabah penyakit di berbagai tempat. Dalam rentang waktu abad ke-13 hingga abad ke-17 wabah mematikan datang ke dunia dengan jumlah kematian mencapai 60 juta jiwa. Adapun pada tahun 1759, penyakit difteri, tifus, dan disentri juga mawabah (Hidayat et al. 2020; Meidiawati et al. 2024). Di abad selanjutnya telah terjadi revolusi industri dengan dampak tidak terkendalinya kesehatan di masyarakat akibat kondisi yang tidak kondusif seperti penumpukan sampah, udara berpolusi, dan jalanan yang kotor akan sampah. Di abad inilah perkembangan di bidang kedokteran sangat pesat. Hal tersebut terlihat dari berkembangnya penemuan berbagai vaksin dan disinfektan oleh para ilmuwan (Hidayat et al. 2020).
Di Indonesia kesehatan masyarakat juga mengalami perkembangan. Perkembangan itu bermula pada abad ke-16 dengan gempuran penyakit cacar dan kolera yang ditangani oleh Pemerintah Belanda. Di tahun 1807 Gubernur Belanda Jenderal Daendels melakukan program pelatihan bagi dukun bayi saat proses persalinan. Tahun 1851 dr. Bosch dan dr. Bleeker mendirikan sekolah dokter di Jawa dengan nama STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) sekolah untuk pendidikan dokter pribumi. Tahun 1913 didirikan sekolah dokter yang kedua di Surabaya dengan nama NIAS (Nederlandsch Indische Artsen School.(Hidayat et al. 2020).
Kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang cakupannya sangat luas. Mewujudkan kesehatan di masyarakat luas dibutuhkan kesadaran yang besar untuk terbuka dalam perkembangan kesehatan. Hal tersebut juga membutuhkan tenaga kesehatan masyarakat yang profesional. Munculnya wabah penyakit juga di luar kendali manusia. Oleh karenanya, kesehatan masyarakat dapat terwujud apabila semua lapisan masyarakat ikut serta dalam mewujudkannya.
KATA KUNCI : Kesehatan, Masyarakat, Penyakit, Wabah