Mohon tunggu...
Ihsan
Ihsan Mohon Tunggu... Lainnya - currently pursuing MBA in South Korea

Spread positivity around society

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

2 Tahun Pasca Peluncuran ChatGPT: Memperkuat K-Fintech dan Pasar Indonesia yang 'Berbumbu'

24 November 2024   13:46 Diperbarui: 24 November 2024   15:38 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Penggunaan AI membantu industri keuangan (Sumber: Unsplash.com))

Teknologi kecerdasan buatan telah merevolusi industri secara masif dan membentuk kembali cara kita berinteraksi dengan teknologi. Di antara perkembangan ini, ‘Booming ChatGPT’ telah menjadi penggerak yang signifikan, yang memicu gelombang baru adopsi kecerdasan buatan (AI) di seluruh sektor global. Hal ini paling nyata terlihat di lanskap keuangan Korea dan Indonesia, tempat fintech muncul sebagai kekuatan yang baru. Kita telusuri bagaimana AI, yang didorong oleh pengaruh ChatGPT, membangun sektor keuangan di kedua negara Asia ini.

‘Booming ChatGPT’ dan Pengaruhnya pada Sektor Keuangan

Istilah ‘Booming ChatGPT’ menggambarkan lonjakan minat AI yang mengejutkan berbagai industri, sebagian besar berkat aksesibilitas dan fleksibilitas model AI seperti ChatGPT OpenAI. Dari menyederhanakan alur kerja hingga menghasilkan solusi kreatif, AI dengan cepat menjadi sangat penting bagi banyak sektor. Di dunia keuangan Asia, dampak ini khususnya berdampak pada Korea dan Indonesia, di mana AI mendorong perubahan, inovasi, dan pertumbuhan.

Korea dan Indonesia termasuk dalam top 20 PDB terbesar di dunia dan merupakan pemimpin baru dalam bidang fintech di Asia, masing-masing dengan kekuatan uniknya sendiri. Korea dikenal dengan kecanggihan teknologinya dan kerangka regulasi yang kuat, sementara fokus Indonesia adalah pada inklusi keuangan dan perluasan akses ke layanan. Bersama-sama, keduanya menghadirkan pendekatan yang berbeda tetapi saling melengkapi untuk memanfaatkan AI dalam fintech.

Penguasaan Fintech Berbasis AI di Korea

Lanskap fintech Korea Selatan sudah mapan dan terus berkembang dengan kecepatan yang luar biasa. Lembaga keuangan dan perusahaan rintisan terkemuka telah merangkul AI, memanfaatkannya untuk meningkatkan pengalaman pelanggan dan menyederhanakan operasi. Misalnya, bank-bank Korea telah mengintegrasikan model seperti ChatGPT sebagai asisten virtual multibahasa yang memberikan dukungan waktu nyata, menawarkan layanan yang dipersonalisasi kepada beragam pelanggan.

Dalam program K-Asia Banker School, yang mana penulis berpartisipasi dalam program ini misalnya, dipaparkan bahwa teknologi AI digunakan dalam banyak hal seperti pada Kookmin Bank (KB) telah memanfaatkan kecerdasan buatan untuk meningkatkan efisiensi dalam analisis kredit melalui sistem yang dikenal sebagai BICS (Big data CSS). Sistem ini menggunakan algoritma pembelajaran mesin untuk mengalirkan data keuangan dan non-keuangan secara otomatis, memungkinkan identifikasi perusahaan dengan potensi pertumbuhan tinggi. Selain itu, BICS menghasilkan laporan lengkap yang mencakup analisis risiko dan rekomendasi, yang disediakan untuk staf kredit perusahaan. Dengan kemampuan adaptasi terhadap perubahan kondisi ekonomi melalui pembaruan data secara berkala, BICS menjadi langkah inovatif dalam mendukung keputusan kredit yang lebih akurat dan cepat.

Di sektor asuransi, Samsung Fire Insurance memanfaatkan AI untuk menggerakkan dan mempercepat proses evaluasi kesehatan pelanggan. Melalui penerapan teknologi OCR (Optical Character Recognition), sistem ini dapat menganalisis data medis pelanggan secara otomatis, seperti catatan rawat inap dan hasil pemeriksaan, guna menentukan kelayakan asuransi kanker tanpa memerlukan dokumen tambahan. Di luar Korea, startup global seperti Beam Dental menunjukkan inovasi serupa dengan mengintegrasikan data dari sikat gigi pintar ke dalam layanan asuransi kesehatan gigi. Data tentang kebiasaan menyikat gigi pengguna digunakan untuk memberikan program diskon dan layanan kesehatan yang lebih personal, membuktikan bagaimana teknologi pintar dapat mendukung layanan keuangan yang lebih terarah dan efisien.

Perluasan Pasar Berbasis AI di Indonesia

Di sisi lain, Indonesia menghadirkan serangkaian peluang dan tantangan yang berbeda. Indonesia telah berfokus pada peningkatan inklusi keuangan, yang bertujuan untuk menyediakan layanan perbankan bagi populasi yang tidak memiliki rekening bank. Di sini, AI memainkan peran penting dalam menjembatani kesenjangan antara perbankan tradisional dan mereka yang memiliki akses terbatas ke layanan keuangan.

Chatbot, layanan yang diaktifkan dengan suara, dan model penilaian kredit yang disempurnakan dengan AI adalah beberapa inovasi yang membantu perusahaan fintech Indonesia menjangkau masyarakat yang kurang terlayani. Dengan menyesuaikan solusi AI dengan kebutuhan lokal, lembaga keuangan telah berhasil menyederhanakan perbankan, sehingga memungkinkan penduduk pedesaan mengakses layanan yang sebelumnya tidak terjangkau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun