Leadership atau biasa disebut dengan kepemimpinan pada hakikatnya adalah membahas masyarakat manusia dengan apa-apa yang melekat pada dirinya. Manusia adalah makhluk sosial, secara naluriah berinteraksi dan membutuhkan manusia lain yang dalam prosesnya mereka membentuk kelompok dalam masyarakat serta melahirkan pemimpin. Suatu masyarakat bersama pemimpinnya bekerja bersama-sama mengatur, membangun, memajukan dan membela masyarakat tersebut. Menurut Wahyudi, leadership adalah kemampuan seseorang dalam menggerakkan, mengarahkan, sekaligus mempengaruhi pola pikir, cara kerja setiap anggota agar bersikap mandiri dalam bekerja terutama dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan percepatan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
 Selanjutnya menurut Catwell, kepemimpinan merupakan sebagai perilaku individu yang menimbulkan struktur baru pada suatu interaksi dalam suatu sistem sosial dengan mengubah tujuan, konfigurasi, prosedur, input, proses dan out put sistem. Kemudian leadership atau kepemimpinan menurut Robert G. Owens diartikan sebagai "Leadership involves intentionally exercising influence on the behavior of others people". Senada dengan pendapat Billick B. dan Peterson, J.A. yang mendefinikan sebagai berikut: "Leaderhip can be defined as the ability to influence the behavior and actions of others to achieve an intended purpose. Kepemimpinan dipahami sebagai segala daya upaya bersama untuk menggerakan semua sumber dan alat (resources) yang tersedia dalam suatu oganisasi lembaga atau perusahaan.
Resources tersebut dapat tergolongkan menjadi dua bagian besar, yaitu: human resources dan non human resources. Lembaga pendidikan terdiri dari berbagai unsur atau sumber, dan manusia menjadi unsur terpenting, sehingga sukses tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung atas kemampuan pemimpinnya untuk menumbuhkan iklim kerja sama dengan mudah dan dapat menggerakan sumber-sumber daya yang ada sehingga dapat mendayagunakannya dan dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Membahas definisi  kepemimpinan merupakan suatu masalah yang komplek dan sulit, karena sifat dasar kepemipinan itu sendiri memang sangat kompleks. Akan tetapi, perkembangan ilmu saat ini telah membawa banyak kemajuan sehingga pemahaman tentang kepemimpinan menjadi lebih sistematis dan objektif. Kepemimpian melibatkan hubungan pengaruh yang mendalam yang terjadi di antara orang-orang yang menginginkan perubahan yang signifikan, dan perubahan tersebut mencerminkan tujuan yang dimiliki bersama oleh pemimpin dan bawahannya. Kepemimpinan adalah kegiatan manusia dalam kehidupan.
Seorang leader harus memiliki sebuah manajemen yang sempurna, tidak hanya saja sebagai sosok leader, melainkan juga dengan diiringi manajemen yang sempurna. Maka dari itu seorang leader harus juga mempunyai manajemen yang sempurna, leader dan manajemen tidak bisa timbul sendiri-sendiri, melainkan harus sinergi. Urgensi leader dan manajemen dalam pendidikan disini untuk menumbuhkan kultur yang baik dalam lembaga pendidikan, membantu membuat Tata Kelola yang bagus dan sistem penyelesaian projek dengan efektif dan efesien.
Bentuk sosok leader dalam manajemen di lembaga pendidikan ialah kepala sekolah. Kepala sekolah pimpinan tersebut mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan dalam lingkungan sekolah yang dipimpinnya. Kepemimpinan dalam suatu organisasi atau lembaga mempunyai peranan yang sangat penting, karena tanpa adanya kepemimpinan, maka tujuan organisasi yang telah direncanakan dengan matang tidak akan tercapai, disamping itu kepemimpinan yang baik harus disinergikan dengan manajemen yang sempurna. Selanjutnya lembaga yang baik adalah memiliki sistem alur organisasi yang baik (manajemen), dan hal itu pastinya dengan adanya sosok leadership pada organisasi tersebut, dikarenakan leader merupakan penentu, karena merupakan motor penggerak untuk jalannya kependidikan dan visi misi setiap organisasi atau lembaga.
Adapun karakteristik dan skill yang harus dimiliki oleh setiap pemimpin atau leadership
a. Pertama visioner merupakan keterampilan dalam menciptakan dan mengaktualisasikan visi yang realistis, kredibel, inovatif dan atraktif mengenai masa depan suatu organisasi.
b. Kedua risiko personal disini ialah sosok pemimpin bersedia menempuh risiko personal tinggi, menanggung biaya besar, dan terlibat ke dalam pengorbanan diri untuk meraih visi. Artinya pemimpin harus berjiwa besar dan rela berkorban demi kemajuan suatu organisasi.
c. Ketiga, peka, seorang pemimpin harus peka baik pada lingkungan maupun anggotanya.
d. Keempat, wawasan luas, seorang pemimpin harus mengetahui hal-hal seputar organisasi dan lingkungan yang dibina agar progresivitas suatu organisasi terus berlangsung.