Mohon tunggu...
muhammad faisal
muhammad faisal Mohon Tunggu... -

aku cowo kuat:')

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kamu Kasar Banget Sih...???

27 Oktober 2014   03:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:38 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

KEKERASAN DALAM PACARAN

Mengapa seseorang bisa melakukan kekerasan terhadap pacarnya? Terutama ini terjadi pada laki-laki yang menganggap dirinya kuat dan biasanya memiliki kecemburuan yang tidak wajar / berlebih dan bisa juga ia mempunyai pengalaman yang menuntunnya melakukan kekerasan terhadap seseorang.

Disini akan menceritakan contoh kasus dimana seorang lelaki menganiaya pacarnya. Di satu ketika ada dua sejoli yang menjalin cinta. Si cowo bernama Jaka dan si cewe bernama Melati, pada awalnya mereka adalah pasangan yang serasi namun seiring berjalannya waktu ada suatu ketidak nyamanan yang dirasakan oleh si cewe yaitu Melati. Ia sering kali mendapatkan kekerasan verbal maupun kekerasan fisik seperti di lontarkan kata – kata kasar oleh Jaka kekasihnya. Pada awalnya Melati menanggapi dengan sikap biasa saja namun lama kelamaan si Jaka semakin menjadi. Di suatu ketika Melati sedang bekerja tiba – tiba Jaka menelpon untuk cepat datang kerumahnya, namun dengan berkata kasar dan mengancam bila tidak cepat sampai Melati akan di beri pelajaran. Melati pun sampai dirumah Jaka agak terlambat dan membawa sekotak kue yang di belinya untuk si kekasih. “Dari mana aja lu? Lama banget sampe nya…” ujar Jaka dengan nada yang keras. Melati pun takut dan dengan berkata lembut menenangkan hati si Jaka dan menjelaskan mengapa dia terlambat.

Ketika mereka sedang duduk berdua di ruang tamu rumah si cowo, Melati memberikan kue tersebut kepada Jaka. “Enak ga sayang kuenya?” dengan nada lembut Melati bertanya. Jaka pun terdiam dan menikmati kue tersebut. Namun tiba – tiba Jaka berkata “Enak kok kuenya, kamu mau gak? Sini aku suapin..,” Melati menolak karna sudah kenyang karna sudah makan di perjalanan pulang tadi. Jaka memaksa agar Melati mau di suapi kue itu. Jaka langsung menyodorkan kue itu ke mulut Melati “Makan gak?!! Ayo makan….!!!” Dengan bersuara keras dan sambil menjambak rambut Melati agar ia mau makan kue itu.

Tingkah Jaka yang keras itu merupakan tindakan apa yang ia lihat dirumah ketika ayah dan ibunya sedang bertengkah. Ayahnya sering kali memukuli ibunya hingga ia meniru tingkah sang ayah yang keras terhadap perempuan dan itu berlanjut di dirinya. Melati tak kuat melihat perilaku kasar Jaka terhadap dirinya dan ia mencoba untuk bercerita ke sahabatnya, hal yang tidak terduga pun terjadi ketika Melati sedang menemui sahabatnya. Jaka mengetahui bahwa Melati sedang pergi bersama seseorang dan langsung menelpon Melati agar cepat sampai dirumahnya dengan ancaman bila 30 menit tidak sampai maka Jaka akan pergi ke tempat melati bertemu sahabatnya dan memberi pelajaran ke sahabat Melati. Melati ketakutan dan cepat – cepat pergi ke rumah Jaka. Sesampainya disana ia langsung ditanya dan di bentak. Tanpa basa basi Jaka membawa melati ke kamar mandi dan memukulinya secara brutal dan menyiram dengan air hingga Melati Basah kuyup. Ini sudah keterlaluan ia tak kuat lagi dan memutuskan untuk putus dengan Jaka. Seiring lamanya waktu Jaka masih tau kegiatan yang dilakukan Melati entah dari mana ia tau, dan yang melati tau Jaka sudah punya kekasih baru dan Jaka melakukan tindakan yang sama yang dilakukan kepada pacar barunya. Namun kali ini berbeda, pacarnya tak terima di perlakukan kasar seperti itu dan melapor ke pihak kepolisian dan akhirnya Jaka di penjara akibat kelakuannya itu.

Sikap Jaka ini dapat di analisis melalui materi berikut :

MENURUT SIKAP DAN PERILAKU

Menurut Weber, sikap adalah sebuah reaksi  evaluatif (suatu penilaian mengenai kesukaan dan ketidaksukaan seseorang) terhadap orang,peristiwa atau aspek lain dalam lingkungannya. Sebgai suatu evaluasi dari hal yang telah di alami, sikap merupakan posisi yang tidak netral. Sikap itu pun bervariasi dari segi intensitasnya, bisa rendah sedang atau banyak.

Dari berbagai definisi tampak bahwa ciri khas dari sikap adalah sabagai berikut.

1.Mempunyai objek tertentu(orang,perilaku,konsep,situasi,dan benda)

2.Mengandung penilaian (setuju atau tidak setuju,suka atau tidak suka) (Sarwono,S. 1997)

MODEL – MODEL YANG MENJELASKAN TENTANG SIKAP


  1. Model satu dimensi ( One-Dimensional Model )

Model ini merupakan model yang paling sederhana dalam menjelaskan sikap secara langsung,dalam arti suka atau tidak suka terhadap objek tertentu. Sikap disini amat jelas, positif atau negative sehingga hal ini dapat menjelaskan (contoh kasus di atas yang menjelaskan tentang kekerasan dalam pacaran.) si cowo diketahui memiliki trauma / penglihatan sikap kekerasan yang dilakukan ayahnya terhadap ibunya yang pada akhirnya ini menjadi suatu imun dan sudah menjadi biasa ketika ia melihat kekerasan terhadap perempuan dan akhirnya ia mempraktekan kepada pacarnya.

2.MODEL TIGA KOMPONEN (Three-Componen Model )

Model ini lebih berkembang daripada model pertama. Model ini menjelaskan sikap dalam jangkauan yang lebih luas berdasarkan pengalaman psikologi. Disini dijelaskan, sikap menyangkut 3 dimensi, yaitu (a) pengalaman kognitif (seperti kepercayaan), (b) pengalaman efektif (emosi), dan (c) perilaku (pilihan dan tindakan).

Misalnya,menurut model ini ketidaksukaaan kita terhadap kekerasan berkembang dari 3 jenis informasi. Pertama kita tahu dan percaya bahwa kekerasan memiliki sikap tidak baik dalam kehidupan, terutama kekerasan pada perempuan. dari kepercayaan itu, kita akan merasa tidak nyaman saat melihat orang yang melakukan kekerasan. Hal itu berakibat pada kita, misalnya langsung menghindar atau pergi ketika melihat orang yang melakukan kekrasan.

PEMBENTUKAN SIKAP

Idealnya, sikap di bentuk dari pengalaman seseorang yang akan berfungsi sebagai penuntun perilakunya di masa dating. Para peneliti telah mengidentifikasikan tiga jenis pendekatan dalam memahami pembentukan sikap manusia, yaitu (1) pendekatan belajar, (2) pendekatan consistency cognitive, (3) pendekatan motivational, yang akan di uraikan secara rinci berikut ini.

1.Pendekatan belajar (learning approaches)

Sikap biasanya terbentuk lewat proses pembelajaran, suatu proses dimana pengalaman dan praktek menghasilkan perilaku yang relative sama atau tetap. Proses pembelajaran ini secara umum di identifikasikan dalam pembentukan sikap melalui :

a.Asosiasi

Asosiasi mengacu pada proses menghubungkan pengalaman-pengalaman yang amat dekat dari segi waktu, ruang atau keadaan. Dua bentuk pembentukan sikap melalui asosiasi adalah classical conditioning dan more exposure.

1)Classical Conditioning.

Sikap bisa saja merupakan serangkaian ide,perasaan,dan keinginan yang kompleks. Namun, sikap bisa juga terbentuk dengan mengasosiasikan satu pengalaman dengan yang lain dan membuat respons yang umum terhadapnya. Belajar untuk membuat respons yang sama pada stimulasi yang diasosiasikan pada stimulus sebelumnya ittulah yang di sebut sebagai classical conditioning. Pada pengalaman emosional yang sederhana, perlakuan semacam ini bisa mengarah pada pembekuan sikap. contoh yang bisa di ambil di materi ini adalah kasus kekerasan terhadap perempuan yang sering si cowo lihat ketika ayahnya memukuli ibunya dan menjadi stimulus dan kebal akan menjadi kebiasaan terhadap sikap kekerasan.

2)More Exposure

Pembentukan sikap yang paling jelas dapat di bentuk lewat pengalaman yang berulang-ulang dengan objek sikap, seperti manusia atau tampilan lingkungan yang sering kali di temui. Menurut psikolog Robert  Zajonc, terpaan yang berulang-ulang itu biasanya akan menghasuilkan perasaan positif.  Misalnya, iklan televise yang sering kita tonton bisa berdampak pada kesukaan kita terhadap produk yg di iklankan. Apalagi kalu kita beranggapan produk itu memang di butuhkan dan menarik.

PENGARUH YANG MEMBENTUK SIKAP SESEORANG

1.Pengaruh keluarga

Orang tua dan anggota keluarga adlah orang pertama yang memberikan peneguhan terhadap sikap seseorang. Kita biasanya akan cenderung untuk menerima penghargaan, seperti pujian,hadiah,dan pengauan dari anggota keluarga kalau kita setuju dengan sikap yang di ekspresikan mereka. Oleh karena itu, peneguhan yang dilakukan orangtua sejak dini bisa membentuk sikap yang di baa sampai besar nanti, termasuk di ntaranya nilai-nilai politik dan keagamaan dan rasisme.

1)Kelompok bermain(peer group) dan kelompok acuan (reference group).

Semakin kita tumbuh dan berkembang dari anak-anak hingga dewasa, kelompok bermain (peers) menjadi hal yang penting dalam mempengaruhi sikap kita. Semakin banyak kita meluangkan waktu bersama teman satu kelompok yang sebaya dan semakin jarangnya bersama teman satu kelompok yang sebaya dan semakin jarangnya berkumpul bersama keluarga akan membuat mereka menjadi kelompok yang selalu dijadikan acuan(reference group) dalam menentukan opini dan nilai di yang di anut.

c. Belajar social ( social learning )

Proses belajar lainnya adalah proses belajar social ( social learning ) dari bandura (1977). Beberapa sikap yang kita hasilkan bisa di peroleh dari hasil asosiasi pasif atau pengaruh persuasive dari orang-orang yang setuju. Biasanya manusia secara aktif mencari informasi yang menjadi dasar untuk bersikap. Bentuk yang paling umum berhubungan pada proses pengamatan terhadap konsekuensi dari perilaku oranglain dan proses modeling, yaitu proses belajar untyuk meniru perilaku oranglain.

Jadi dapat kita simpulkan bahwa sikap yang kita peroleh adalah pengaruh dari lingkungan luar maupun dalam seperti lingkungan sekolah, tempat bermain dan keluarga. Kebiasaan yang dilakukan teman sebaya dengan melakukan kegiatan baik seperti belajar secara berulang ulang akan menjadikan suatu kegiatan yang baik dan akan menjadi suatu kebiasaan kita. Dan dilingkungan keluarga pun sama seperti itu jika keluarga harmonis dan tidak terlihat adanya pertengkaran dalam jangka waktu yang lama maka kita tidak akan suka akan pertengkaran di antara keluarga.

Namun jika di lingkungan teman – teman kita melakukan hal negative seperti tawuran, melakukan tindak kekerasan yang lain secara berulang-ulang makan kita pun yang membaur dengan mereka juga suka akan hal yang berbau kekerasan. Di keluarga pun juga sama jika orang tua sering kali melakukan pertengkaran di depan anaknya maka suatu saat nanti anak mereka akan meniru tindakan orang tuanya yaitu melakukan pertengkaran dan berbagai macam kekerasan lainnya yang biasanya dilakukan oleh laki – laki terhadap perempuan.

Semua itu tergantung kepada pendirian kita memandang baik atau buruknya suatu tindakan dan selalu berfikir ketika ingin  melakukan suatu tindakan dan bersikaplah dewasa.

Berikut adalah pasal – pasal mengenai kekerasan  Dalam Bab XX KUHP tersebut, dapat kita lihat bahwa ada 3 (tiga) macam penganiayaan, yaitu:

1.Penganiayaan biasa (Pasal 351 KUHP);

2.Penganiayaan ringan (Pasal 352 KUHP), dan

3.Penganiayaan berat (Pasal 354 KUHP).

Perbuatan pacar Anda dapat dipidana sebagai penganiayaan biasa jika memenuhi unsur-unsur dalam Pasal 351 KUHP:

(1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

(2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun.

(3) Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.

(4) Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan.

(5) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun