Islam itu identik dengan kebudayaan Arab. Namun, dalam keyakinan dan konsep pemikiran, Islam berkembang sebagai sebuah ideologi yang universal, bergerak melintasi zaman dan menembus batas-batas wilayah. Dari catatan Indonesia masa lalu menjelaskan, Islam hadir sebagai kekuatan perubahan, menjadi perekat dan penyatuan nusantara, serta berakar dalam sendi-sendi kehidupan rakyat. Begitu membuminya Islam kala itu, menyebabkan kurang lebih empat abad, Islam menjadi spirit perlawanan terhadap kaum kolonialis. Di masa Wali Songo berjaya, Islam digambarkan dalam berbagai literatur sejarah kita sebagai agama cinta kasih, toleransi, damai dan visioner. Peran besar para penyebar Islam dengan pendekatan tersebut, membuat Islam diterima rakyat dan cepat menyebar keseluruh pelosok tanah air. Islam dalam perjuangan Wali Songo di negeri ini, memberi arti yang tersendiri. Berbeda dengan wilayah asal Islam dilahirkan. Dan kiprah Wali Songo, sesungguhnya setingkat dengan para Nabi yang ada di tanah Arab. Dalam pengertian, amanah dan kafah menjalankan perintah Wahyu. Bahkan, prestasi para Wali Songgo, berhasil menghadirkan jumlah pemeluk Islam yang terbesar melebihi penduduk Madina, Mekkah dan daerah-daerah di sekitarnya. Dan hebatnya, Islam yang diajarkan oleh mereka tanpa melalui pertumpahan darah. Perjalanan sejarah Wali Songo di Pulau Jawa dan penyebaran ajaran Islam di wilayah nusantara, memberikan dasar-dasar ke-Indonesia-an yang egaliter dan majemuk. Jika anda mengabaikan sumbangsi Islam dari jejak tersebut, maka secara otomatis Indonesia akan kehilangan akar sejarah dan jatidiri sebagai sebuah bangsa. Namun yang menjadi pertanyaan: Apakah pemahaman dan perilaku para pemeluk Islam saat ini masih sejalan dengan spirit dan visi Islam yang diajarkan oleh Wali Songo...? Islam Rakitan Semakin bergerak roda perubahan zaman di masa kini, kita menemukan nilai-nilai Islam yang diajarkan oleh Wali Songo terlihat terkikis, terlepas dari akar-akar sejarah dan budaya nusantara. Pemimpin dan pemeluk Islam telah kehilangan jatidiri, terkotak-kotak, fanatisme sempit, berprilaku munafik dan cenderung menjadikan agama sebagai kepentingan politik kelompok dan golongan. Kenyataan itu telah menimbulkan keprihatinan yang serius. Dan mempertegas bahwa nilai-nilai Islam dari warisan luhur Wali Songo telah berubah dalam wajah baru bernama: "Islam Rakitan" (bersambung...) Salam, Faizal Assegaf Jkt, 27 Maret 2010 Artikel Pilihan:
Wah, Negeriku Betul-betul Sudah Jadi Negeri Dongeng
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H