Mohon tunggu...
faizal assegaf
faizal assegaf Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Panggil saja ical—Lahir di Geser Island, besar di Pulau Buru—sejak awal Februari 1990 hingga kini menetap di Jakarta—visi dan sikap politik: “perlunya pendekatan revolusioner untuk membangun Indonesia yang orisinil dan beradab..."__lebih memilih jadi kritikus dari pada bergabung dengan rezim korup__ mampir ya diblog pribadi saya: visibaru.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Islam, Sadarlah...! (01)

26 Maret 2010   17:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:10 3690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Islam itu identik dengan kebudayaan Arab. Namun, dalam keyakinan dan konsep pemikiran, Islam berkembang sebagai sebuah ideologi yang universal, bergerak melintasi zaman dan menembus batas-batas wilayah. Dari catatan Indonesia masa lalu menjelaskan, Islam hadir sebagai kekuatan perubahan, menjadi perekat dan penyatuan nusantara, serta berakar dalam sendi-sendi kehidupan rakyat. Begitu membuminya Islam kala itu, menyebabkan kurang lebih empat abad, Islam menjadi spirit perlawanan terhadap kaum kolonialis. Di masa Wali Songo berjaya, Islam digambarkan dalam berbagai literatur sejarah kita sebagai agama cinta kasih, toleransi, damai dan visioner. Peran besar para penyebar Islam dengan pendekatan tersebut, membuat Islam diterima rakyat dan cepat menyebar keseluruh pelosok tanah air. Islam dalam perjuangan Wali Songo di negeri ini, memberi arti yang tersendiri. Berbeda dengan wilayah asal Islam dilahirkan. Dan kiprah Wali Songo, sesungguhnya setingkat dengan para Nabi yang ada di tanah Arab. Dalam pengertian, amanah dan kafah menjalankan perintah Wahyu. Bahkan, prestasi para Wali Songgo, berhasil menghadirkan jumlah pemeluk Islam yang terbesar melebihi penduduk Madina, Mekkah dan daerah-daerah di sekitarnya. Dan hebatnya, Islam yang diajarkan oleh mereka tanpa melalui pertumpahan darah. Perjalanan sejarah Wali Songo di Pulau Jawa dan penyebaran ajaran Islam di wilayah nusantara, memberikan dasar-dasar ke-Indonesia-an yang egaliter dan majemuk. Jika anda mengabaikan sumbangsi Islam dari jejak tersebut, maka secara otomatis Indonesia akan kehilangan akar sejarah dan jatidiri sebagai sebuah bangsa. Namun yang menjadi pertanyaan: Apakah pemahaman dan perilaku para pemeluk Islam saat ini masih sejalan dengan spirit dan visi Islam yang diajarkan oleh Wali Songo...? Islam Rakitan Semakin bergerak roda perubahan zaman di masa kini, kita menemukan nilai-nilai Islam yang diajarkan oleh Wali Songo terlihat terkikis, terlepas dari akar-akar sejarah dan budaya nusantara. Pemimpin dan pemeluk Islam telah kehilangan jatidiri, terkotak-kotak, fanatisme sempit, berprilaku munafik dan cenderung menjadikan agama sebagai kepentingan politik kelompok dan golongan. Kenyataan itu telah menimbulkan keprihatinan yang serius. Dan mempertegas bahwa nilai-nilai Islam dari warisan luhur Wali Songo telah berubah dalam wajah baru bernama: "Islam Rakitan" (bersambung...) Salam, Faizal Assegaf Jkt, 27 Maret 2010 Artikel Pilihan:

Wah, Negeriku Betul-betul Sudah Jadi Negeri Dongeng

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun