"Kepemimpinan adalah gabungan unsur-unsur kecerdasan, sifat amanah, rasa kemanusiaan, keberanian, serta disiplin..." (Sun Tzu)
Sun tzu adalah seorang jenderal perang, seorang tokoh dari Tiongkok yang terkenal dengan kepiawaannya memimpin perang. Hingga era modern ini berbagai buku terus membahas gaya,prinsip dan rahasia kesuksesannya. Dalam mukaddimah tulisan ini, kami mengutip kalimat dari jendral Sun Tzu dimana terungkap rahasia suatu kepemimpinan bahwa syarat pertamanya adalah kecerdasan. Jenderal Sun Tzu adalah salah satu dari sekian banyak tokoh penting di dunia, dimana  kita ketahui banyak pemimpin dunia yang membawa nama besar negara-bangsanya seperti Napoleon Bonaparte, Adolf Hitler, Mussolini, J.F.Kennedy, Ghandi, Ir. Soekarno hingga Nabi Muhammad SAW.  Mereka semua adalah orang-orang cerdas. Dalam sejarah ummat manusia dapat kita amati peran pemimpin dalam membawa masyarakat atau negara bangsanya. Maju mundur suatu masyarakat atau negara-bangsa sangat tergantung pemimpinnya. Namun bila pemimpin tersebut lupa diri akan perannya sebagai pembimbing dan penggembala pengikutnya, dapat saja menjerumuskan pengikutnya ke lembah kenestapaan.
Â
Kecerdasan dan otak.
Berbicara tentang kecerdasan sebagai syarat kepemimpinan maka tentu kita mengarah kepada organ pada tubuh manusia yang mengurus masalah ini yaitu otak atau dalam bahasa kedokterannya disebut encephalon. Awal pertumbuhan dan perkembangan otak dimulai dengan pembentukan lempeng saraf (neural plate) pada masa embrio yakni sekitar hari ke-16 / minggu ke 4, kemudian menggulung membentuk tabung saraf (neural tube). Pada minggu ke-5, mulailah terlihat cikal bakal otak besar di ujung tabung saraf. Selanjutnya terbentuklah batang otak, sebelum (otak kecil), dan bagian-bagian lainnya. Pada  minggu ke-9 hingga lahir, pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut sebagian organ masih berkembang sampai usia 2 - 3 tahun, termasuk otak. Kalau kita alokasikan dalam jumlah hari maka 1000 hari pertama dalam kehidupan manusia mengambil peran sangat penting terhadap pertumbuhan dan perkembangan otak. 1000 hari petama yaitu 270 hari selama masa didalam kandungan (9 bulan) dan 730 hari (9 - 24 bulan) berikutnya selama masa pertama pasca lahir.
Â
Pentingnya 1000 hari pertama kehidupan
 1000 hari pertama kehidupan ini memegang peranan sangat penting karena pada saat itu masa pertumbuhan dan perkembangan seluruh organ dan sistem tubuh pada janin sangat cepat. Pertumbuhan dan perkembangan ini memerlukan asupan gizi dari ibu, baik yang dikonsumsi ibu maupun yang berasal dari mobilisasi simpanan ibu. Bila pasokan gizi dari ibu ke janin kurang, maka janin akan melakukan penyesuaian, karena janin bersifat plastis (mudah menyesuaikan diri). Penyesuaian tersebut bisa melalui pengurangan jumlah sel dan pengecilan ukuran organ dan tubuh yang lebih kecil, agar sesuai dengan terbatasnya asupan gizi. Namun setiap perubahan yang terjadi, bersifat permanen, artinya bila perbaikan gizi dilakukan setelah melewati kurun waktu Seribu Hari Pertama Kehidupan, maka_efek perbaikannya sangat kecil sekali, sebaliknya bila dilakukan pada masa Seribu  Hari Pertama Kehidupan, terutama didalam kandungan, maka efek perbaikannya lebih efektif. Perubahan permanen inilah yang menimbulkan masalah jangka panjang. Mereka yang mengalami kekurangan gizi pada Seribu Hari Pertama Kehidupan, mempunyai tiga resiko, yaitu resiko pertama terjadinya penyakit tidak menular atau khronis, tergantung organ yang terkena. Resiko kedua bila otak yang terkena maka akan mengalami hambatan pertumbuhan kognitif,sehingga kurang cerdas dan kompetitif, dan resiko ketiga gangguan pertumbuhan tinggi badan, sehingga beresiko pendek/stunting. Keadaan ini ternyata tidak hanya bersifat antar-generasi (dari ibu ke anak) tetapi bersifat trans-generasi (dari nenek ke cucunya). Sehingga diperkirakan dampaknya mempunyai kurun waktu 100 tahun, artinya resiko tersebut berasal dari masalahyang terjadi sekitar 100 tahun yang lalu, dan dampaknya akan berkelanjutan pada 100 tahun berikutnya.
Info terkini di Indonesia, yang dilakukan pada tahun 2012 oleh OECD PISA (theOrganisation for Economic Co-operation and Development - Programme for InternationalStudent Assessment ), sepertiga anak Indonesia usia dibawah lima tahun mempunyai status gizi stunting atau pendek, lebih dari seperlima anak sudah mengalami stunting pada usia 0-5 bulan,mencapai puncaknya pada usia antara 2-3 tahun, yaitu lebih dari 40%. Prevalensi stunting pada balita dari kelompok masyarakat kurang mampu lebih tinggi dibandingkan kelompok masyarakat yang mampu, tetapi prevalensi pada kelompok mampu juga sangat tinggi yaitu 30%. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia pernah mengalami kekurangan gizi khronis dan berulang, dan mulai pada usia sangat dini. Data yang didapatkan di Indonesia khususnya Nusa Tenggara Timur pada tahun 2011-2012, NTT merupakan provinsi dengan angka stunting tertinggi yaitu 58,4 persen dari angkanasional 35,6 persen. Dan menurut Komnas Perlindungan Anak yang menyebutkan hingga akhir 2012 ada 8 juta anak atau sekitar 35 persen dari 23 juta anak balita di Indonesia mengalami gizi buruk kategori stunting yaitu tinggi badan lebih rendah dari pertumbuhan bayi normal.Pada tahun 2010, telah diluncurkan kerangka kerja Scaling Up Nutrition, didukung olehSekjen PBB, dengan dikeluarkannya Road Map Scaling Up Nutrition yang pertama, pada bulanSeptember, di Gedung PBB New York. Inisiatif ini kemudian berkembang menjadi gerakanglobal, yang disebut Scaling Up Nutrition movement atau SUN Movement.Â
              Â
Gizi dalam 1000 hari pertama kehidupan.