Senin, 17 Juli 2023 Bupati Jember bersama dengan beberapa instansi dan perguruan tinggi melaksanakan upacara pelepasan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kolaboratif tahun ke-2 di Alun-alun Jember. KKN Kolaboratif ini melibatkan 18 perguruan tinggi dengan 3.500 mahasiswa yang berpartisipasi. Perguruan tinggi tersebut, di antaranya adalah 16 perguruan tinggi dari Jember, 1 perguruan tinggi dari Malang dan 1 lainnya berasal dari perguruan tinggi di Surabaya. Program KKN kolaboratif ini mengelompokkan mahasiswa menjadi 226 kelompok yang disebar di seluruh wilayah Kabupaten Jember.
Bupati Jember, Hendy siswanto dalam sambutannya menyampaikan bahwa dengan dilaksanakannya KKN Kolaboratif ke-2 ini dapat memberikan manfaat serta perubahan positif. Selain itu, kegiatan ini diharapkan mampu memperkecil persentase persoalan terkait stunting, kemiskinan, buta aksara, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang banyak ditemukan di beberapa wilayah Kabupaten Jember. Kelompok KKN Kolaboratif 195 ditempatkan di Desa Sukogidri, Kecamatan Ledokombo. Camat Ledokombo, Mochamad Suryadi menghimbau mahasiswa kelompok KKN Kolaboratif 195 untuk mengedukasi serta berupaya menekan angka kasus stunting.
Desa Sukogidri terdiri dari tiga dusun yakni Dusun Krajan, Dusun Gedangan dan Dusun Sumbernangka. Kelompok KKN Kolaboratif 195 berkoordinasi untuk mengetahui informasi dan data terkait stunting di Desa Sukogidri. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Puskesmas Ledokombo, dr. Andy Maulana menyatakan bahwa per Februari 2023 di Desa Sukogidri ditemukan balita terindikasi stunting sebanyak 28 dari 256 balita atau sebesar 11% dari jumlah total balita. Sejalan dengan hal tersebut, data yang didapat saat wawancara dengan Bidan Desa dan Kader Posyandu Desa Sukogidri menghasilkan data yang selaras.
Melihat fenomena tersebut, Kepala Desa Sukogidri mengharapkan kelompok KKN Kolaboratif 195 dapat membantu mendukung upaya desa untuk menekan angka balita terindikasi stunting melalui pemetaan dan program kerja berkelanjutan. Sebagai langkah awal, Kelompok KKN Kolaboratif 195 melakukan kegiatan survei door to door kepada keluarga balita yang tercatat terindikasi stunting oleh posyandu. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui penyebab utama adanya balita terindikasi stunting di Desa Sukogidri. Setelah mengetahui penyebab stunting tersebut, Kelompok KKN Kolaboratif 195 berencana untuk menciptakan program kerja sebagai upaya menekan angka stunting balita di Desa Sukogidri yang dikembangkan menjadi tiga program kerja yaitu “Penyuluhan Pentingnya Edukasi Bahaya Stunting dan Gizi untuk Balita”, “TANDUR (Tanam Kehidupan, Tuai Kemandirian)”. dan “Pelatihan Pengolahan MPASI dan Makanan Bergizi”.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H