Desau angin diantara dedaunan sehalus sutra dan kemilaunya mentari diantara dahan-dahan yang kokoh. Kabut semalam yang menyelimuti bumi, hilang bagai ditelan masa. Sekumpulan pipit terbang rendah diatas perapian yang mulai menyala. Gemuruh alam mulai menyapa, dan nafas-nafaspun mulai beradu.
Bersiaplah!
Harum tanah yang kau pijak serta rerumputan yang merayu menunggu tanganmu. Cipratan air pematang berbaris menunggu langkahmu. Tikus-tikus berlarian saling bercanda melepas rindu semalam. Gubuk tua menampakkan diri seolah menunggu setiap gadis-gadis yang datang. Cangkul dan pacul berlomba menjadi kekasih yang tak pernah lelah bercumbu.
Berjuanglah!
Tangkaplah masa-masa panen yang indah, bulir padi yang menawan, senyum petani kepada anaknya serta pesona mesin-mesin pengolah harapan. Jalinkan jari-jemari diantara berkarung-karung keindahan. Dekaplah ia dan sangkutkan diantara piring-piring yang suci, gelas-gelas yang bening dan seceret susu kehidupan.
Tersenyumlah!
Nikmatilah tidurmu. Rasakan desahan nafas yang tertahan. Bulir-bulir air yang menyentuh pipimu adalah kepuasaan yang tak terkirakan. Keindahan dari segala keindahan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H