Mohon tunggu...
Ica Farah
Ica Farah Mohon Tunggu... -

-

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Dampak Perceraian Dan Pemberdayaan Keluarga: Studi Kasus di Wonogiri

17 Maret 2025   22:03 Diperbarui: 17 Maret 2025   21:58 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Alasan perceraian dan faktor-faktor penyebab perceraian

Berikut adalah penjelasan mengenai alasan-alasan perceraian yang Anda sebutkan:

  • Tidak Tanggung Jawab 

Ketidakbertanggungjawaban dalam pernikahan dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti tidak memenuhi kewajiban sebagai pasangan, baik dalam hal emosional maupun finansial. Ketika salah satu pihak tidak bertanggung jawab, hal ini dapat menyebabkan ketidakpuasan dan ketegangan dalam hubungan.

  • Tidak Memberi Nafkah

Nafkah adalah kewajiban suami untuk menyediakan kebutuhan hidup bagi istri dan anak-anak. Ketidakmampuan atau ketidakmauan untuk memberi nafkah dapat menyebabkan rasa ketidakadilan dan frustrasi pada pasangan yang merasa terabaikan, yang akhirnya dapat berujung pada perceraian

  • Perselingkuhan

Perselingkuhan merupakan pelanggaran kepercayaan yang serius dalam sebuah hubungan. Ketika salah satu pasangan melakukan perselingkuhan, itu dapat menghancurkan fondasi kepercayaan dan komitmen, sering kali menjadi salah satu alasan utama perceraian.

  • Perselisihan dan Pertengkaran

Konflik yang sering terjadi dan tidak terselesaikan dapat mengakibatkan ketegangan yang berkepanjangan dalam hubungan. Ketika perselisihan dan pertengkaran tidak dapat dikelola dengan baik, pasangan mungkin merasa lelah secara emosional dan memilih untuk berpisah.

  • Tinggal Wajib

Tinggal wajib atau tinggal terpisah tanpa alasan yang jelas dapat menjadi indikasi bahwa hubungan sudah tidak sehat. Ketidakmampuan untuk tinggal bersama dan berfungsi sebagai pasangan dapat menimbulkan perasaan kesepian dan ketidakpuasan, yang berkontribusi pada keputusan untuk bercerai.

  • Belum Dikarunia Anak

Bagi beberapa pasangan, belum memiliki anak bisa menjadi sumber tekanan. Keluarga sering kali mengharapkan pasangan untuk memiliki anak segera setelah menikah. Ketika pasangan tidak dapat memenuhi harapan ini, dapat timbul ketegangan yang berujung pada perceraian.

  • Meninggalkan Kewajiban

Kewajiban dalam pernikahan mencakup berbagai aspek, termasuk emosional, finansial, dan sosial. Ketika salah satu pasangan meninggalkan kewajiban ini, baik dengan disengaja atau tidak, hal ini dapat menimbulkan rasa kecewa dan ketidakpuasan yang mendalam dalam hubungan.

Faktor-fakror yang menyebabkan tingginya angga perceraian diantaranya adalah:

  • Kemudahan dalam proses pengajuan cerai di pengadilan.

Kemudahan dalam proses pengajuan cerai di pengadilan, terlebih lagi pengadilan agama memberikan layanan sidang di daerah atau dikenal dengan istilah sidang keliling, sehingga memudahkan masyarakat di daerah untuk mengajukan gugatnya ke pengadilan dalam perkara perceraian.

  • Pernikahan dibawah umur

Alasan terbesar pernikahan dibawah umur yang menikah pada usia kurang dari 16 tahun, pasangan pernikahan ini labil dalam menjalani kehidupan ekonomi, menjalar kepada masalah ekonomi keluarga, orang cenderung ke arah konsumtif, produktifitas untuk konsumtif bertambah, pola berpikirnya labil, apalagi masalah pemahaman dan pengamalan agama cenderung sangat rendah sekali. Sehingga mempengaruhi pola pemikirannya dalam membangun keluarga.

  • Kualitas Rendah

Kualitas rendah dalam konteks ini mengacu pada situasi di mana individu atau pasangan tidak memiliki persiapan yang memadai untuk menjalani kehidupan pernikahan. Ini bisa mencakup keterampilan komunikasi yang buruk, kemampuan mengelola konflik, dan pemahaman tentang tanggung jawab dalam pernikahan.

  • Pendidikan Rendah

Pendidikan yang rendah sering kali berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan kehidupan. Individu dengan pendidikan rendah mungkin tidak mendapatkan pemahaman yang baik tentang hubungan, keuangan, dan pengasuhan anak, yang penting untuk membangun rumah tangga yang stabil.

  • Usia Belum Mencukupi Kematangan Biologis dan Mental

Kematangan biologis dan mental penting untuk menjalani pernikahan. Individu yang menikah di usia muda mungkin belum mencapai tahap perkembangan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan pernikahan. Kematangan emosional dan kemampuan untuk mengambil keputusan yang baik sangat penting untuk menjaga hubungan yang sehat.

  • Mentalitas Rendah

Mentalitas rendah dapat merujuk pada sikap dan pola pikir yang tidak mendukung pengembangan diri dan hubungan yang sehat. Hal ini dapat mencakup kurangnya ambisi, motivasi, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan. Mentalitas yang lemah dapat menyebabkan ketidakstabilan dalam hubungan.

Dampak perceraian terhadap suatu keluarga

Perceraian memiliki dampak yang mendalam dan luas terhadap keluarga. Dari segi emosional, perceraian dapat menimbulkan trauma dan ketidakstabilan, terutama bagi anak-anak yang mungkin mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri. Selain itu, perubahan dalam dinamika keluarga dan masalah keuangan dapat memperburuk situasi, menciptakan tekanan tambahan bagi semua anggota keluarga.Hubungan dengan anggota keluarga lainnya mungkin juga terpengaruh, dan stigma sosial yang ada dapat menyebabkan isolasi. Lebih jauh lagi, pengalaman perceraian dapat memengaruhi pandangan individu terhadap hubungan di masa depan dan meningkatkan risiko masalah kesehatan mental. Oleh karena itu, penting bagi individu dan keluarga untuk mendapatkan dukungan yang memadai selama proses perceraian, guna meminimalkan dampak negatif dan membantu semua anggota keluarga beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.

Solusi Mengatasi Masalah Perceraian dan Dampaknya

a. Pendidikan dan Kesadaran 

Meningkatkan pendidikan tentang hubungan dan pernikahan melalui seminar, lokakarya, dan program konseling pra-pernikahan. Ini dapat membantu pasangan memahami tanggung jawab dan tantangan yang akan dihadapi.

b. Konseling dan Mediasi .

Menggunakan layanan konseling dan mediasi untuk membantu pasangan dalam menyelesaikan konflik. Ini dapat mengurangi ketegangan dan memberikan ruang untuk komunikasi yang lebih baik.

c. Dukungan Emosional

Menyediakan dukungan emosional bagi semua anggota keluarga, terutama anak-anak. Program dukungan, seperti kelompok dukungan bagi anak-anak dari keluarga yang bercerai, dapat membantu mereka mengatasi perasaan mereka.

d. Pengaturan Nafkah yang Adil

Menerapkan kebijakan yang adil mengenai nafkah dan pembagian aset untuk mengurangi ketegangan finansial. Ini termasuk mempertimbangkan kebutuhan anak-anak dalam keputusan keuangan.

e. Komunikasi Terbuka 

Mendorong komunikasi terbuka antara pasangan sepanjang proses perceraian. Dialog yang jujur dapat membantu mengurangi kesalahpahaman dan meningkatkan kerjasama dalam pengasuhan anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun