Mohon tunggu...
Hafidzah Aliyah
Hafidzah Aliyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Psikologi Universitas Negeri Gorontalo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menilik Peran Perbedaan Budaya dalam Menciptakan Dinamika Perilaku di Bidang Organisasi dan Industri

17 Desember 2024   10:16 Diperbarui: 17 Desember 2024   10:55 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Andi Marwa Mulya Putri, Aryo I. Gobel,Hafidzah Aliyah, Dr. Sukma Nurilawati Botutihe, M.Psi., Psikolog

Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo

Tahukah kamu bahwa budaya tidak hanya membentuk identitas suatu bangsa, tetapi juga memiliki peran penting dalam menciptakan dinamika organisasi dan industri? 

Dalam lingkungan kerja, budaya menjadi elemen penting yang mempengaruhi berbagai aspek, seperti perilaku, perspektif, nilai, atau bahkan hubungan antar individu di dalamnya. Aspek-aspek tersebut kemudian akan berperan dalam menentukan keberhasilan suatu organisasi atau industri.

Artikel ini akan mengupas bagaimana budaya dapat menciptakan perbedaan dinamika perilaku dalam bidang organisasi dan industri.

Perbedaan pemaknaan tentang kerja secara lintas budaya

Setiap individu tentunya memiliki perbedaan dalam hal memaknai diri dan eksistensi mereka dalam kaitannya dengan pekerjaan, tergantung pada budaya yang mereka anut. Setiap budaya biasanya memiliki persepsi, nilai, maupun aturan yang berbeda mengenai makna, tujuan, atau bahkan peran pekerjaan dalam kehidupan mereka. Perbedaan individu dalam memaknai kerja secara lintas budaya ini umumnya dibagi menjadi dua, yakni individu yang menganut budaya kolektivisme dan yang menganut budaya individualisme, yang umumnya dipengaruhi oleh banyak faktor seperti sejarah, tradisi budaya, kondisi geografis, struktur sosial, dan lain sebagainya. (Yuniardi, 2017).

Individu dengan budaya kolektivisme cenderung melihat rekan kerja mereka sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari diri mereka dan lebih menekankan kepentingan kelompok dibandingkan individu. Sebaliknya, individu dengan budaya individualisme cenderung memprioritaskan kepentingan individu dibandingkan kelompok.

Contohnya, budaya kolektivisme, seperti di Korea Selatan, biasanya memiliki tradisi makan malam bersama untuk mempererat ikatan atau keharmonisan tim, sedangkan budaya individualisme, seperti di Amerika Serikat, biasanya menekankan batasan yang jelas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, seperti menolak lembur jika memiliki kepentingan pribadi.

Perbedaan Budaya dalam Aspek Motivasi, Kepemimpinan, dan Negosiasi

Perbedaan pemaknaan kerja berdasarkan budaya kolektivisme dan individualisme tidak hanya memengaruhi cara individu memahami pekerjaan, tetapi juga berdampak pada berbagai aspek dalam dinamika kerja, seperti motivasi, gaya kepemimpinan, dan pendekatan dalam negosiasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun