"Muhammad ku Muhammad ku dengarlah seruan ku.. Aku rindu aku rindu Kepadamu Muhammad ku.."(Rindu Muhammadku-Hadad Alawi)
Bulan suci Ramadhan merupakan bulan yang paling banyak dirindukan oleh umat muslim. Tidak terkecuali dengan saya, saya sangat merindukan bulan Ramadhan. Satu bulan sebelum memasuki bulan suci Ramadhan, saya sering menyanyikan potongan lagu Hadad Alawi - Rindu Muhammadku dengan penuh perasaan bahkan sampai merinding. Saya benar-benar merindukan bulan Ramadhan dan Nabi Muhammad SAW.
Sosok inspiratif di bulan Ramadhan saya tentu saja Nabi Muhammad SAW. Banyak sekali amalan-amalan yang dianjuran Nabi untuk mengisi bulan Ramadhan. Beberapa amalan tersebut seperti; Memperbanyak Sedekah, Memperbanyak I'tikaf, Shalat Tarawih Berjamaah, Menghidupkan Malam Lailatul Qadar, Membaca Al-Qur'an, Memperbanyak Isighfar, Bertaubat, dan Berdakwah. Diantara amalan-amalan yang dianjurkan Nabi, saya baru bisa menjalankan beberapa amalan, salah satunya Memperbanyak Sedekah.
Beberapa tahun lalu saya pernah mendapat nasehat dari Paman saya. Beliau mengatakan bahwa Rezeki sudah diatur oleh Allah SWT. Maksudnya begini, misalnya hari ini Allah memberikan rezeki kepada kita Rp. 500 padahal di dompet kita saat ini ada Rp. 1000, maka dengan cara apapun kita mengatur agar tetap utuh Rp. 1000 bahkan dikasih jimat sekalipun, tetap saja uang kita akan terpakai atau bahkan hilang entah untuk apa dan menjadi Rp. 500.
Mulai saat itu saya tidak pernah takut untuk memberikan sedekah kepada yang membutuhkan dan saya tidak pernah kecewa ataupun marah ketika saya kehilangan uang. Karena saya percaya itu adalah jalan terbaik dari Allah. Selain itu sedekah membuat saya lebih bahagia. Rasanya seperti tertular kebahagiaan orang yang saya bantu.
Amalan lain yang saya jalankan adalah Shalat Tarawih Berjamaah.
Saya menemukan sosok inspirastif lain di bulan Ramadhan saat saya melaksanakan Shalat Tarawih di masjid yang saya temui di perjalanan saya pulang ke rumah. Sosok inspiratif itu adalah anak-anak.
Saya sangat menyukai anak-anak, saya menyukai euphoria anak-anak saat bulan Ramadhan. Semangat mereka saat mengikuti TPA (Taman Pendidikan Al-Qur'an), semangat mereka saat berbuka puasa, semangat mereka saat tadarus dan lelahnya mereka di tengah-tengah tarawih tetapi tetap bertahan sampai selesai untuk melengkapi buku kegiatan bulan Ramadhan yang diberikan oleh sekolahan.
Membuat saya teringat, saya pernah berada di masa itu. Semakin bertambahnya usia, saya merasa euphoria bulan Ramadhan saya berkurang, bahkan tidak ada. Melihat begitu semangatnya anak-anak yang saya temui saat bulan Ramadhan, membangkitkan semangat bulan Ramadhan saya tahun ini.
-RA-