Mohon tunggu...
Ibu Suriyah
Ibu Suriyah Mohon Tunggu... Lainnya - Assalamualaikum

Hai semuanya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Rajutan Kata

22 April 2022   21:05 Diperbarui: 22 April 2022   21:08 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jantung berdegup 

Mulut bergumam

Angin berdesir 

Tangan melambai lambai

Hati berdebar hebat

Sunyi semakin dekat

Detik waktu terus menyekat

Tanpa kasih dan nasihat

Serpihan rotan yang kau rajut

Kain menjuntai tak terhingga

Mata sayup perih pedih

Goresan luka begitu perih

Mulai dari mana kata ini

Bimbang gundah 

Menyeruak mengguntur 

Tiada arti

Petir memotong pembicaraan 

Ditengah asyik berbincang 

Diam diam saja

Rajutan ini untuk mu

Lihat... Tusukan jarum mengenai jariku 

Tapi,apa aku merintih tangis

Tentu saja tidak, ku tampakkan sumringah ini untukmu

Karena aku rajut kata ini tak mengenal waktu

*Rajutan Kata, 22 April*

Salam, 

Suriyah 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun