Mohon tunggu...
Ibu Seno
Ibu Seno Mohon Tunggu... karyawan swasta -

"Selama orang masih suka berkarya, dia masih suka hidup dan selama orang tidak suka berkarya sebenarnya ia sedang berjabatan tangan dengan maut." (Pramoedya Ananta Toer)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Karena ISK, Anakku Nyaris Disunat Dua Kali

14 Maret 2011   18:03 Diperbarui: 4 April 2017   17:24 4011
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_96096" align="aligncenter" width="680" caption="Ilustrasi/Admin (shutterstock.com)"][/caption] Tahun 2006 lalu anak saya Seno sempat terkena penyakit ISK ( Infeksi Saluran Kemih) .  Gejalanya Seno mengalami sakit saat buang air kecil, urinenya sedikit, dan berasa anyang-anyengan (bahasa Jawa) atau jeungjeuriheun (bahasa Sunda). Karena terlalu seringnya pipis yang sedikit itu, pernah dalam perjalanan Jakarta-Sukabumi, kami berhenti lebih dari 10 kali karena Seno tak mau pipis di botol atau di plastik. Ketika dibawa ke dokter di RSPP, disarankan Seno untuk dikhitan supaya penghambat saluran kemihnya bisa dihilangkan. Berhubung ongkos sunat di RSPP dirasa mahal dan belum lagi saya akan kerepotan jika mengurus anak yang disunat, akhirnya diputuskan Seno disunat di Jogja sekalian acara 1000 harinya wafatnya Eyang Buyut Seno . Setelah disunat Senopun sembuh dari ISK dan tak pernah lagi ada masalah dengan pipisnya. Sampai 4 tahun kemudian , beberapa hari lalu  sepulang sekolah Seno teriak kesakitan saat pipis. Saya panik juga ketika dikabarkan lewat telepon, khawatir  ISK-nya kambuh lagi, kata teman saya  ISK ini bisa berulang. Sekelebat pikiran saya, masa  iya sih Seno harus di sunat lagi.. Hmmm. Untung  teman saya  menganjurkan beberapa alternatif untuk obeservasi sendiri sebelum saya langsung bawa cek lab atau ke dokter.  Seno dianjurkan untuk banyak minum air putih (padahal anak ini sudah lumayan banyak minum menurut saya). Siang itu saya minta Seno minum 3 botol lock2 nya yang besar supaya pipisnya lancar. Saya jelaskan ke Seno yang murid kelas 5 SD via telpon bahwa ginjalnya akan bekerja berat jika kita kekurangan cairan. Ibaratnya Seno masak nasi tanpa air, susah sekali matangnya atau ngulek kacang tanah tanpa air, lama halusnya saya bilang. (Ah ternyata Seno belum pernah lihat orang masak nasi tanpa air dan belum pernah lihat tukang gado-gado ngulek kacang). Untunglah sesampainya saya di rumah, Seno langsung laporan, minumnya habis 4 botol dan pipisnya sudah lancar... Saya ajak Seno untuk membaca artikel tentang ISK supaya lebih jelas, apa gejalanya, dan bagaimana pencegahannya. Jangan sampai gara-gara ISK Seno mesti di sunat lagi. Penderita ISK biasanya akan mengalami sakit pada saat atau setelah kencing, anyang-anyangan (ingin kencing, tetapi tidak ada atau sedikit air seni yang keluar), warna air seni kental/pekat seperti air teh, kadang kemerahan bila ada darah, nyeri pada pinggang, demam atau menggigil, yang dapat menandakan infeksi telah mencapai ginjal (diiringi rasa nyeri di sisi bawah belakang rusuk, mual, atau muntah) Pengobatan ISK biasanya dilakukan dokter dengan pemberian antibiotik. Secara tradisional, orang sering memakai air daun sirih karena diyakini memiliki daya antiseptik. Namun demikian, pengobatan tradisional seperti itu tidak boleh terlalu diandalkan. Untuk pencegahannya, dianjurkan supaya perbanyak minum, ceboklah dengan cara dari depan ke belakang untuk mencegah bakteri dari anus masuk ke vagina atau uretra, bersihkan alat vital Anda sebelum berhubungan, buang air kecil setelah berhubungan seksual untuk membersihkan bakteri dari saluran kencing. Selain itu, jangan menahan kencing bila Anda ingin buang air kecil dan mandi dengan gayung/shower, tidak dengan bath tub. Tapi  upss.. Saya lupa ada point yang bikin Seno bingung dan bertanya. untung saya masih bisa jawab. . :) Jangan lupa banyak minum air putih ya.

13001256351922111082
13001256351922111082

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun