Saya bukan penggemar fanatik RM Padang. Tapi jika di satu tempat pilihan tempat makan cuma ada fast food dan RM Padang, maka saya akan memilih makan di RM Padang. Semakin senior ( kata lain dari tuee ) saya semakin jarang ke RM Padang. Karena saya tau diri, semakin sering ke RM Padang, semakin saya tidak bisa menahan hasrat untuk memakan gulai otak atau gulai tunjangnya. Dulu waktu masih kost, saya lebih sering beli makanan di warung padang untuk di bawa pulang ke kost-an, bukan makan di tempat. Kenapa ? supaya lebih kenyang dan tahan lama kenyangnya, maklum anak kost, Karena porsi nasinya lebih banyak untuk yg di bungkus, portugal ( porsi tukang gali ) deh . Kalau makan di tempat nasinya lebih sedikit. Pernah saya bertanya kenapa beda begitu Uda ? ternyata jawaban si uda katanya ya memang begitu aturannya, sudah di perhitungkan, Kalau makan di sini nasinya sedikit, kalau kurang kan bisa minta tambah lagi, kalo yang di bungkus kalo nasinya kurang kan gak bisa minta tambah, jadi sekalian di kasih banyak. "Tapi kan kalau makan di sini tambo ciek nasi mesti bayar uda.." bantah saya Sebetulnya bukan bayar nasinya Mbak, tapi bayar biaya cuci piringnya, air, sabun, tenaga dan lainnya, kalau bawa pulang gak perlu biaya itu,selain itu kalau dibungkus kan gak duduk di sini, jadi meja makan bisa di isi dengan orang lain" lanjut si Uda Dan kata si Uda yang paling penting, kalau pelanggan yang beli makanan di bungkus bawa pulang kenyang dan puas, besok balik lagi ke sini beli lagi, sukur2 bawa teman, sesuai dengan motto warung makan Padang “ Anda Tidak Puas Beritahu Kami,Anda Puas Beritahu Teman!" Aah.. jadi pengen makan gulai tunjang sayur daun pakis :-) [caption id="attachment_106346" align="alignnone" width="300" caption="Masakan Padang "][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H