Inilah wajah politik Indonesia, seru dan penuh intrik. Presiden Jokowi seperti "pelanduk" yang kuat di tengah pertarungan Polri dan KPK. Dua instansi yang sama-sama penting dan vital di bangsa ini.
Buat yang pro polisi, KPK dianggap lembaga yang overdosis, Â sok kuat, dan mentang-mentang. Sementara buat pecinta KPK, kepolisian dari dulu bukan lembaga yang dapat dipercaya. Jadi dengan menetapkan BG sebagai tersangka koruptor karena memiliki rekening gendut yang katanya Rp 48 Milyar. Â Itu bukti bahwa KPK adalah lembaga yang bisa dipercaya masyarakat.
Terlepas dari prasangka dan pertarungan politik behind the line, buat rakyat (hehehe, karena saya berposisi sebagai rakyat) yang penting bagaimana mendamaikan KPK dan Polri, keduanya adalah institusi yang sama penting dan punya sumbangan luar biasa bagi keamanan dan anti korupsi negeri ini.
Thanks God, masih ada 1 dari 9 calon Kapolri yang bisa mendamaikan Polisi dan KPK
Sebelumnya, saya mesti mengutip pandangan Lembaga Swadaya Masyarakat LSM pemantau kinerja polisi, pimpinan Upa Labuari, wartawan yang lebih dari 40 tahun malang melintang menulis tentang polisi sampai sekarang.
Bahwa sebenarnya di antara 9 calon yang diusulkan ke Presiden sebagai calon Kapolri, bisa disebutkan fakta :
- 5 orang terkait memiliki rekening gendut (nilainya masing-masing rekening lebih dari Rp 30 milyar)
- 8 orang dinilai selama ini cuma memikirkan kelompoknya (oh ternyata bukan isapan jempol, kalau di kepolisian RI ada beberapa kelompok, sehingga merasa tidak harus memikirkan kepentingan kepolisian secara utuh)
- 8 orang polisi calon Kapolri yang diusulkan itu menurut kesaksian para polisi, mereka sibuk mencari kepentingan sendiri, nggak mikirin kepolisian secara utuh. (hmmm, kacau ya)
- Untungnya, (hehehe) dari 9 nama yang diusulkan masih ada 1 nama yang mendingan dan dianggap tidak "terlalu tercemar" dengan point rekening gendut dan masuk jaringan kelompok internal elite polisi.Beliau adalah Suhardi Alius.
Tolong dicatat, bahwa saya tidak punya kepentingan apapun dan memang tidak kenal dengan Suhardi. Namun dari diskusi panjang di LSM pemantau kinerja Polri, memang Suhardi yang paling bisa mendekatkan Polri dengan KPK.
http://profil.merdeka.com/indonesia/s/suhardi-alius/
Bahwa Suhardi dekat dengan Abraham Samad, kayaknya sudah banyak yang tahu. Secara akal sehat, terang dan gelap sulit bersatu. Para koruptor biasanya tidak berani mendekat dengan penggiat anti koruptor. Jadi faktor dekatnya Suhardi dengan Abraham Samad, adalah keduanya sama-sama anti korupsi.
Pak Jokowi Jangan Salah Pilih ya
Karena itu nggak heran, kalah Jokowi sampai salah pilih Kapolri, jadi panjaaaaang urusannya dan bukan mustahil KPK akan dilemahkan dan dibungkam.