Awalnya biasa saja. Kami menjadi satu dari 80 tim  yang lolos seleksi dari ratusan tim pembuat program untuk  lomba pembuatan aplikasi dan website komputer  yang diselenggarakan oleh Kantor Sekretaris Presiden saat itu, Pak Luhut Panjaitan.Â
Yang tidak biasa, ternyata lomba tersebut mendapat perhatian serius dari Presiden Jokowi dan para menteri yang berkepentingan. Menteri  Luhut (yang kemarinnya baru saja  dilantik jadi Menkopolhukam) Menteri Perdagangan Thomas Lembong,  Menkoinfo Rudiantara, dan menteri lainnya Â
Yang tidak biasa juga, lomba yang bertajuk Hackathon  (Hacker Marathon) Merdeka 1.0  membuat para developer dan programmer bisa menikmati bermalam di kompleks Istana Presiden dengan makanan berlimpah.Â
Namun yang paling luar biasa bagi saya adalah saat Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara meminta anggota tim  saya, Andre Christoga menemani di panggung saat menyapa para peserta lomba. Saat itu, Rudiantara bertanya, di antara peserta siapa yang paling muda, panitia Hackathon Merdeka tergopoh-gopoh mencari Andre yang masih 11 tahun. Mungkin karena kecil dan jauh dari panggung, akhirnya Rudiantara memanggil Andre menemani di panggung.Â
Usai acara di panggung itu, Pak Rudiantara menyambangi Andre ke meja tim, dan bertanya. Â "Kamu pakai komputer apa?" Andre dengan malu-malu menunjukkan komputer kecil yang sudah jelek karena sering digunakan. Â "Ini om komputer yang saya pakai, moga-moga nanti bisa dapat komputer Macbook seperti yang hampir semua peserta di sini pakai."Â Rudiantara hanya menjawab, "Andre masih pakai komputer jangkrik ya? Hm nanti bapak bantu ya. Tapi kalau kamu menang Hackathon ini bisa dapat laptop Macbook kan? "
Singkat cerita Tim Andre yang terdiri dari anak 11 tahun dan anak 16 tahun semuanya siswa MercySmart Homeschooling bertarung dengan 79 tim lain untuk mendapatkan 5 komputer macbook.  Ternyata ke-79 tim lainnya adalah  lulusan IT dari universitas keren sebutlah ITB, UI, Telkom, UGM, Binus. Bahkan banyak yang sudah lulus S2 dan S3 yang menjadi peserta. Walau begitu, ternyata Tim Andre masuk menjadi finalis. Suatu kejutan manis bagi Tim Andre yang awalnya dianggap  tim underdog.
Untuk mendapatkan laptop berlogo buah apel itu, Â semua finalis harus presentasi di hadapan tiga juri, yang dua di antaranya staf ahli kepresidenan bidang IT. Â Saat presentasi, hampir semua peserta memberikan aplaus kepada TIm Andre. Namun keputusan panitia berbeda, Tim Andre tidak menjadi pemenang 3 besar. Dan impian membawa pulang laptop baru, laptop macbook harus terkubur dalam-dalam.
Lupakan Janji Menteri, susah nagihnya. Â
Berhubung Andre makin serius mendalami programming dan berbagai aplikasi, maka komputer jangkriknya tidak mencukupi lagi. Â Namun apa daya ...
Mau tak mau, Andre mengingat-ingat janji Om Menteri, yang akan memberi bantuan untuk komputer baru.Â
Namun, bagaimana cara mengingatkan seorang Menteri? Â
- Mosok mau datang langsung ke kantor Pak Menteri dan menagih janji? Â Nggak diusir ajudannya saja, sudah bagus. hmmm. Harus gimana lagi ya?
- Oya, Pak Menteri punya Twitter rudiantara_id. Nah Andre mencoba beberapa kali menyapa Om Menteri. Namun, tunggu punya tunggu nggak ada respon. Bisa jadi karena pesan yang masuk banyak dan mungkin  sudah terimpa-timpa pesan lain. Â
- Mo kirim surat dan email ke Pak Menteri, waduh gimana isi suratnya? Â Salah-salah malah bikin perkara.
Andre pusing tujuh keliling dan akhirnya pasrah.Â