Mohon tunggu...
Mercy
Mercy Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu dua anak remaja, penggiat homeschooling, berlatarbelakang Sarjana Komunikasi, Sarjana Hukum dan wartawan

Pengalaman manis tapi pahit, ikutan Fit and Proper Test di DPR.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Resolusi 2015: Atasi Kecanduan Gadget dari Anak-anak Silicon Valley

1 Januari 2015   08:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:03 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitu tiba di waktu 00.00 pada 1 Januari 2015, kami sekeluarga berdoa, bersyukur dan memohon perlindungan Tuhan sepanjang Tahun 2015. Tiga puluh menit selanjutnya kami menikmati pesta kembang api, dan sibuk berterompet ria. Selanjutnya?  semua anggota keluarga sibuk dengan gadget-nya masing-masing, termasuk anak dan keponakan saya, yang masih di bawah 15 tahun. Sementara mamie saya, yang sudah 70 tahunan, cuma bisa melolotin televisi, karena cucu - cucu dan anak - anaknya tidak tertarik lagi  mengobrol-ngobrol langsung, karena sudah sibuk dengan gadget masing-masing. Debat --seputar penting tidak penting-- anak menggunakan teknologi masih terus berlangsung, sementara anak-anak makin asyik  dan gempuran gadget-gadget baru dengan harga-harga diskon terus membara.

Keahlian di bidang IT adalah modal untuk bersaing di dunia kerja.

Tapi, haruskah itu menjadi alasan untuk mengenalkan komputer pada anak sejak dini?

apakah mengenalkan komputer sejak dini itu tepat? via www.thecityschoolla.org

Untuk mengendalikan kecanduan gadget,  beberapa saran yang teoritis bisa kita lakukan. Misalnya kita membatasi waktu anak-anak bergadget,  selalu menemani anak saat mereka membuka gadget. Atau kalau memungkinkan untuk anak remaja, kita menjadi temannya di facebook, twitter, whatspp, instagram, path, dll. Bisa saja semuanya orangtua lakukan, bisa banget.  Tetapi biasanya cuma anget anget tai ayam .... sehari, seminggu masih sanggup kita kerjakan. Setelah itu?  hahahaha, que sera-sera ... Sebagai ibu yang harus bekerja dengan internet dan gadget untuk mencari info, untuk marketing, untuk jeilajaring sosial, saya agak repot menasehati anak-anak saya, 15 tahun dan 10 tahun untuk TIDAK TERGANTUNG pada gadgetnya.  Dalam sehari, minimal 8 jam laptop saya berposisi on (saya nggak nyaman pakai ipad, iphone, atau benda-benda canggih yang layarnya kurang dari 15 inch, karena nggak terlalu kelihatan hehehe). Jika saya minimal 8 jam bersentuhan dengan gadget, bagaimana caranya mengendalikan anak-anak untuk tidak berlama-lama menggunakan gadget ??? Kecanduan Gadget 24 jam sehari  /7 hari seminggu Kemarin sepanjang hari libur, saya coba menghitung berapa lama anak saya menggunakan gadgetnya. Anak saya perempuan 15 tahun sedang tergila gila dengan i-phone (yang harganya sempat membuat saldo tabungan saya tercekik). Sedang adiknya lelaki 10 tahun masih asyik dengan smartphone yang ukurannya 10 inchi (yang harganya juga bikin saya nyaris bangkrut hmm). Kemarin, Sabtu 27/12 saya coba riset kecil-kecilan,  dari bangun tidur jam 7 sampai tidur malam jam 22 saya mencatat kedua anak ini hanya melepas gadgetnya saat mandi dan ke toilet, saat makan pagi siang malam, dan saat saya ngomel karena mereka nggak bisa melepas gadgetnya. Jadi kalau dihitung dalam seharian libur 24 jam bersama gadget dengan rincian menggunakan gadgetnya lebih dari 15 jam !!! (1 jam untuk kegiatan makan, buang hajat, dan 8 jam lainnya dipakai untuk tidur). Sebagai mama saya wajib memberi tahu bahwa ketergantungan bahkan saya sebut ke-CANDU-an mereka pada gadget itu harus di-stop. Sayang waktu habis untuk main gadget atau chatting haha hihi dengan teman-temannya,Bahwa gadget itu harusnya digunakan sebagai alat mencari pengetahuan dan ujung-ujungnya cari uang. Bahwa apapun barang yang kita beli adalah untuk investasi, termasuk gadget. Jadi gadget dibeli untuk kepentingan dan harus bermanfaat, dan bukan semata-mata jadi pos pengeluaran.Pengeluaran? ya, charger perlu pakai listrik, gadget juga dibeli dengan harga jutaan. Hasilnya nggak berbanding lurus dengan manfaatnya yang cuma untuk main games dan ngobrol. hmm Nasehat Anak Silicon Valley Saya sadar banget kalau model nasehat yang saya bakal saya sampaikan sudah seperti kaset rusak. Walau kelihatannya anak-anak mendengar dengan khidmat (hehehe) tapi dari sorotan matanya saya bisa menangkap kalau mereka sebenarnya sudah afal, nasehat apa yang bakal saya sampaikan. Bahwa time is money, jangan dihambur-hamburkan untuk yang nggak penting. Gadget dibawa kemana-mana cuma untuk ngobrol atau main games, Sekarang puasa gadget saja. Isi waktu dengan membereskan kamar, baca buku, olahraga, dan lain-lain. Sadar bahwa saya harus mencari metode berbeda untuk menyadarkan anak-anak saya, cari nasehat yang "nendang" dan bisa masuk menyentuh hatinya. Mungkin para Kompasianer ada yang mengalami masalah seperti saya.  Sudah merasa, anak-anak keCANDUan gadget dan ujung-ujungnya tidak menggunakan gadget untuk kebaikan, dan malas belajar. Nah saya berbagi saja artikel yang saya kutip http://www.hipwee.com/motivasi/saat-anak-atau-adikmu-main-ipad-anak-anak-bos-google-dan-apple-justru-main-tanah-di-sekolah/ Semoga bermanfaat dan bisa menjadi resolusi 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun