Saya jadi tergerak berbagi pengalaman urusan sakit Hipertiroid untuk semua Kompasianer. Khususnya mbak Indriya
Tahun 1992 saya sempat divonis sakit Tiroid oleh dokter langganan keluarga saya dan langsung  dirujuk ke Kedokteran Nuklir RS Gatot Subroto Jakarta. Kesimpulannya : harus minum obat Propiltiourasil (PTU) setiap hari sampai sembuh. Dan saya diresepkan dengan dosis 1 hari 2 butir  dan diperkirakan harus minum PTU itu selama 24 bulan.Â
Berdasarkan penjelasan medis, Hipertiroid ini bisa disembuhkan sejalan dengan kondisi emosi dan fisik pasien. Sejauh ini, Pengobatan hipertiroid dilaksanakan dengan tujuan untuk membatasi produksi hormon tiroid yg berlebihan.
Pengobatan yang dimaksud antara lain :
1. Obat antitiroid.
Biasanya diberikan sekitar 18 - 24 bln. Contoh obatnya: propil tio urasil (PTU), karbimazol.Â
2.Pemberian yodium radioaktif.
biasa untuk pasien berumur 35 /lebih atau pasien yang hipertiroidnya kambuh stlh operasi.
3.Operasi Tiroidektomi subtotal.
Cara ini dipilih untuk pasien yang pembesaran kelenjar tiroid-nya tidak bisa disembuhkah hanya dengan bantuan obat-obatan, untuk wanita hamil (trimester kedua ), dan untuk yang alergi terhadap obat / yodium radioaktif. Sekitar 25% dr semua kasus terjadi penyembuhan spontan dlm waktu 1 thn.
dikutip dari sini.
Malas Minum Obat
Singkat cerita, untuk "menghilangkan" si tiroid ini saya akan dioperasi dengan metode nuklir, operasi Tiroidektomi Subtotal dengan metode nuklir. Di tahun 1990an itu adalah  pengobatan paling canggih di Indonesia.Â
Tentu saja saya sempat konsultasi sekitar 1 bulan ke dokter Kedokteran Nuklir di Rumah Sakit Tentara itu, sampai  akhirnya kami sepakat untuk menjalani operasi. Â