Â
[caption caption="Sesaat istimewa di Kompasianival 2015"][/caption]
Â
Tiga  orang yang mungkin paling banyak dicari di ajang Kompasianival 2015 adalah Pepih Nugraha, Iskandar Zulkarnain, dan Nurullah. Pepih, COO (ibu saya bacanya, co o o) Kompasiana, Isjet Asisten Manajer, dan Nurul Admin yang menjadi PIC Kompasiana ke istana Presiden kemarin.  Ketiga punggawa Kompasiana itu sering terlihat  serius dan  "jaim".
Pepih
Coba simak berbagai talkshow yang mengandalkan Pepih sebagai narasumber. Pepih lancar menjawab berbagai pertanyaan dengan uraian yang rinci dengan pilihan kata yang tepat, yang disempurnakan dengan mimik wajah  serius. Jadi kalau Pepih dipercaya sebagai narasumber yang serius untuk topik-topik jurnalistik, menurut saya cocok juga. Â
Hal itu terbukti lagi, ketika saya dan Yos Mo, Â dipilih mewakili Kompasianer berhadapan dengan Pepih sebagai narasumber di acara Kompasiana TV offline, Â beberapa waktu lalu di Lippo Mall Puri Indah Jakarta.
Pertanyaan seputar Citizen Journalism, Hate Speech dan sempat menyinggung "Siapakah Pakde Kartono Kompasiana", bisa dijawab Pepih dengan uraian ilmiah. Walau buat saya kadang jawaban simplenya adalah "tidak" tetapi entah, bisa ditambah dan dikurangi Pepih sehingga sepertinya jawabannya "ya" padahal "tidak".
Pepih yang di awal tahun 90an saya kenal sebagai staf Litbang di Harian Kompas, beberapa kali membantu saya sebagai wartawan Harian Kompas mencari data. Jaman itu mah belum ada internet, jadi harus bongkar arsip berbagai koran cetak.
Di Ajang Kompasianival 2015, Pepih setia hadir dari pagi sampai malam. Bahkan Pepih sengaja absen untuk ikutan ke makan siang ke Istana Negara. Mungkin karena selera Pepih yang lebih suka makan nasi bungkus daripada jamuan istana  (haha) atau alasan yang lebih strategis, Pepih sudah mengantisipasi  menghadapi protes Kompasianer yang tidak bisa ikutan 100 orang ke Istana.Â
Â
Isjet
Selanjutnya Iskandar Zulkarnain alias Isjet. Posisi Isjet adalah asisten Manajer Kompasiana. Lulusan Pesantren Gontor ini juga sering muncul sebagai moderator Kompasiana Nangkring. Nada suaranya sering tinggi, tegas, kaku, dan kelihatan sulit kompromi dan toleransi.Â