Mohon tunggu...
Mercy
Mercy Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu dua anak remaja, penggiat homeschooling, berlatarbelakang Sarjana Komunikasi, Sarjana Hukum dan wartawan

Pengalaman manis tapi pahit, ikutan Fit and Proper Test di DPR.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Indonesia Idol 2014 : Kontes Nyanyi atau Kontes Sentimen Agama / Ras

17 Mei 2014   11:22 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:26 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Keunikan ajang pemilihan Juara Indonesia Idol 2014  mengingatkan pada  kontes X-Factor 2013. Bahwa yang menentukan adalah jumlah sms yang masuk, tetapi kejujuran panitia kontes itu untuk menjembrengkan data sahih sms tidak pernah terbukti.

Penonton dan Penggila hanya disuguhi ocehan MC bahwa Indonesia memilih ... jreng  jreng  jreng, titik. Berapa selisih sms dan bagaimana membuktikan, sampai tadi malam mana berani ditampilkan secara detail. Misalnya di awal kontes, berapa sms yang masuk untuk si A, berapa si B. Dan di jaman teknologi ini, harusnya penonton yang kepo, dapat lebih tahu bagaimana kejujuran panitia menghitung sms.

Siapa yang semestinya yang terpilih dari Kontes Nyanyi, logika dan rasionalnya adalah kontestan yang terbaik dari segi vokal, kualitas penampilan, dan konsistensi kemampuan bernyanyi yang terjaga dari hari ke hari.

Namun,cuma  di Indonesia, penyanyi yang lupa lirik lagu, suara pas-pas-an, tidak konsisten kapasitas bernyanyi, bisa mengalahkan kontestan lain yang memiliki segalanya yang lebih baik. Kok bisa?

Kontes nyanyi tidak bisa lepas dari siapa penyanyinya, penampilannya, latar belakang agama, suku, dan ras

Para pemilih dan penonton konon sangat peka terhadap faktor SARA tersebut, sehingga kebanyakan penonton mengabaikan standar utama penilaian. Oh, dia berjilbab,  Oh dia Arab (Arab lekat dengan muslim).

Jadi tidak heran, jika kemarin, Jumat 16 Mei,  sengaja atau tidak, Panitia Indonesia Idol habis-habisan mendongkrak sentimen ke-arab-an untuk mendukung seorang kontestan.


  • Bukti pertama adalah pilihan salah satu lagu yang dinyanyikan si kontestan berduet, sangat kental (kelihatan dipaksakan) dengan menggunakan slank arab, (bismillah).
  • Bukti kedua adalah sengaja ditampilkan turis Arab yang mengaku langsung diimpor dari Arab untuk dukung kontestan Arab ini.


Hahaha, saya jadi bertanya, ajang Indonesian Idol 2014 (dan X-factor 2013) itu lomba kemampuan bernyanyi atau malah mengekspose sentimen agama / ras ???

Bahwa berlian selalu bersinar, sekalipun di dalam lumpur. Demikian juga mereka yang layak menjadi juara, tetapi ujung-ujungnya  harus kalah karena sentimen agama (dan faktor lain yang sejenis).

Satu bukti yang tidak terbantahkan, adalah mengapa Novita Dewi  yang harus puas sebagai runner up X Factor 2013 ternyata lebih eksis.  Sementara si juara  X Factor 2013 mungkin tidak layak ditampilkan berduet dengan penyanyi yang memang berkapasitas kelas internasional.

Jawabannya jelas. Si Pemenang berhasil menang bukan karena kemampuan luar biasa bernyanyi, tapi cuma habis-habisan mengekspose sisi lain, bukan kemampuan menyanyi. Ya, X-factor, faktor X di Indonesia bisa membuat logika dan daya Inalar manusia menjadi tumpul dan yang muncul malah sentimen agama / sara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun