Mohon tunggu...
Mercy
Mercy Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu dua anak remaja, penggiat homeschooling, berlatarbelakang Sarjana Komunikasi, Sarjana Hukum dan wartawan

Pengalaman manis tapi pahit, ikutan Fit and Proper Test di DPR.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Surat Cinta untuk Presiden Jokowi dari "Tiga Juta" Lulusan SMA dan SMK 2018

13 April 2018   10:22 Diperbarui: 13 April 2018   10:38 888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buat Bapak Presiden, Mendikbud, Menristekdikti, dan Menkominfo

Hari ini, kami (orangtua) siswa dari 3.000.000 lebih peserta Ujian Nasional SMA dan juga SMK selesai Sekolah, selesai UNBK.

Sekitar 14 tahun kami belajar dari PAUD/TK, SD, SMP, SMA/SMK. Selama 14 tahun kami sudah habiskan uang, umur, dan segalanya.  Secara logika, kami semestinya sudah bisa produktif, menjadi aset bangsa sebagai generasi muda penggerak ekonomi dan sosial Indonesia.

Bayangkan 14 tahun sekolah = 168 bulan = 5.040 hari = 40.320 jam belajar tetapi tidak punya keterampilan yang "layak" menjadi sandaran hidup ?

Jadi jujur saja, 40 ribu jam kami habiskan di sekolah, tetapi mayoritas kami belum bisa apa apa. Kalaupun bekerja, kami cuma orang suruhan level office boy, spg, kurir,  tukang ojek, dan pelayan. Jangan salah, itu pekerjaan yang mulia karena menghasilkan uang juga untuk bayar kehidupan.

Namun apakah tidak ada terobosan dari Pak Presiden Mendikbud Menristekdikti dan Menkominfo bagi (anak)  kami kids jaman now, yang dari kandungan sudah kenal gadget dan teknologi internet?

Kami mendengar langsung saat diundang makan siang di Istana Presiden tahun 2016, Indonesia bersama Pak Jokowi  bakal jadi "macan Asia". Kami tahu beberapa orang muda sukses membangun bisnis teknologi startup scaleup bahkan unicorn. Aset perusahaan itu trilyunan, bahkan senilai APBD satu propinsi Indonesia.

Pak Presiden dan para menterinya,

Kami ingin jadi bagian kemajuan bangsa ini. Kami bersemangat menguasai teknologi. Kami sangat mau ditempa menjadi programmer dan developer, orang orang cerdas di balik bisnis barang dan jasa teknologi.

Namun 14 tahun kami belajar sampai tamat SMA dan SMK, ternyata kami tidak punya cukup ilmu apalagi keterampilan yang bersentuhan dengan teknologi.

Karena itu kami bersurat memohon perhatian Bapak Presiden dan para menteri.  Adakah solusi bagi kami, 3.000.000 lebih lulusan SMA SMK tahun ini untuk memiliki keterampilan teknologi?

Coding Smart

Sebelum menulis surat ini, kami sudah riset kecil kecilan. Bagaimana caranya menguasai teknologi, khususnya coding computer.

Coding adalah ilmu .berbicara dengan komputer dengan cara memasukkan kode yang tepat, algoritma yang pas, dan semua aspek sehingga mampu menjawab kebutuhan pemakai teknologi.

Kami membaca ada beberapa lembaga pendidikan yang menyiapkan keterampilan coding.

1. Jurusan ilmu Komputer / Teknologi Informasi / Sistem Informasi / Statistik.  Semua S-1 yang membutuhkan dana banyak karena programmnya selama 4-5 tahun.

2. Jurusan SMA tidak ada coding. Program Coding Masuk SMA yang tiga tahun lalu terdengar kerjasama Mendikbud Anies Baswedan dan Menteri Kominfo Rudiantara entah kemana.

3. Jurusan SMK rekayasa perangkat lunak atau jurusan teknologi lainnya belajar coding juga. Namun jadul. Maklumlah guru SMK tamatan 10 tahun lalu yang mengajar, dan tidak update coding selalu.

Lalu bagaimana solusinya?

Sebenarnya Menteri Kominfo Rudiantara punya program short cut untuk kami, yakni homeschooling coding. Bersama penggiat pendidikan, MercySmart Homeschooling, Chief Ra mengagas CODING SMART.

CODING SMART adalah Lembaga Pendidikan untuk generasi muda di bawah 20 tahun peminat teknologi.

Bahkan Chief Ra menggandeng para Chief Technology Officer dan CEO perusahaan teknologi untuk  mengajar di Coding Smart. Silakan Pak Presiden buka https://www.codingsmart.xyz

Janji janji Rudiantara

Jadi kami yang belum beruntung lolos seleksi masuk S-1 jurusan teknologi, punya solusi. Kami yang tidak punya dana kuliah sa sarjana bisa  masuk CODING SMART sebagai short cut pendidikan menguasai teknologi.

Untuk saat ini, CODING SMART  baru membuka kesempatan bagi yang mampu berinvestasi.

Jika kami bandingkan biaya Coding Smart dengan kursus kursus coding memang berbeda. Coding Smart sangat terjangkau, apalagi para pengajarnya bukan dosen biasa atau guru TIK. Dan ada program magang yang berintegrasi dengan perusahaan teknologi terkemuka.

Jadi kami bersyukur ada CODING SMART untuk memfasilitasi kami menguasai coding. Singkat hanya 1 tahun belajar, 12 bulan magang dan mendapat honor mulai Rp 2,5 juta perbulan.

Namun bagaimana dengan  kami yang benar benar tidak mampu investasi, tetapi juga berminat masuk Coding Smart.

Bagaimana caranya? Kami berharap pada beasiswa yang dijanjikan Menteri Kominfo Rudiantara dan kawan kawan.

Dari Manajemen CODING SMART kami mendapat info, Pak Rudiantara sejak dua tahun lalu menjanjikan beasiswa untuk 20 orang siswa Coding Smart. Seleksi diadakan beberapa tahap dan difasilitasi Kementerian Kominfo.

Wah kami salut dengan Pak Rudiantara. Walaupun beliau sibuk berargumentasi untuk menutup facebook, whatsapp, dan pusing membasmi hoax buatan muslim cyber,  tetapi masih sempat pikirkan dan berbagi rejeki untuk beasiswa CODING SMART.

Jadi kami bersyukur dapat kesempatan tes dan lulus  Coding Smart dengan harapan dapat beasiswa dari Rudiantara.

Namun kabar buruknya, janji manis beasiswa Rudiantara kok belum ada realisasinya ?

Manajemen Coding Smart sudah berkali kali meeting di kantor Menteri Kominfo. Namun cuma janji manis. Bahkan beasiswa untuk satu orang saja belum direalisasi.

Karena itu, kami menulis surat kepada

1. Bapak Presiden,

2. Mendikbud yang berwenang mengatur kualitas pendidikan sampai level SMA SMK dan Homeschooling

3. Menristekdikti yang berwenang mengurus pendidikan tinggi

Harusnya dua kementerian itu + kominfo bisa bersinergi menghadirkan pendidikan yang berkualitas dan biaya terjangkau, khususnya pendidikan coding, keterampilan yang sangat dibutuhkan di jaman teknologi ini.

Akhirnya kepada Rudiantara, yang kabarnya termasuk menteri paling tajir di kabinet ini,

kapan ya Bapak berkenan berbagi rejeki agar 20 penerima beasiswa Coding Smart, tidak lagi terkatung katung begini?

Salam,

Pendidikan Teknologi Coding

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun