Ketika harus pindah rumah ke Tanjung Priok sekitar tahun 2013, yang paling membuat kami enggan adalah masalah nyamuk.Â
Tanjung Priok berlokasi antara kawasan seputar Pelabuhan laut Tanjung Priok yang kotor dan  rawa-rawa seputaran Pantai Ancol. Ditambah lagi lokasi perumahan Tanjung Priok yang padat penduduk.  Lingkungan rumah yang kami bercampur antara rumah permanen dan rumah kumuh. Terus terang lingkungan kami  kurang menjaga kebersihan. Selokan mampat dan tempat pembuangan sampah yang terletak persis di sebelah sungai. Hasilnya, Tanjung Priok khususnya tempat tinggal kami menjadi daerah idaman nyamuk dan memantapkan gelar Nyamuk Tanjung Priok seng ada lawan. Sangkin ganasnya nyamuk di Tanjung Priok, para tetangga sering menyebut nyamuk drakula karena ganas sekali menghisap darah.Â
Namun bagaimana lagi. Saya ibu bekerja dari dua anak yang berusia sekitar 6 tahun dan bayi berumur kurang dari 1 tahun saat itu.Â
Sebagai ibu bekerja, saya mesti memutar otak supaya kedua belahan jiwa saya yang sehari-hari tinggal di rumah, tidak menjadi mangsa nyamuk Tanjung Priok.Â
Terus terang obat nyamuk spray yang harganya mahal itu serta obat nyamuk pompa tidak cocok untuk kondisi kamar tidur kami yang sering dibuka tutup. Demikian juga obat nyamuk bakar yang asapnya bikin batuk. Sementara untuk lotion anti nyamuk yang ternyata mengandung bahan kimia terlalu keras untuk gadis kecil dan terutama bayi.Â
Itulah yang membuat saya sempat bingung dan bertanya ke sana kemari. Apakah ada jalan keluar supaya kedua anak saya dan saya tidak terkena gigitan nyamuk dan nyaman dipakai sepanjang hari. Â Sekalipun saya tidak bisa 24 jam berada dekat putri kecil dan bayi lelaki saya, tetapi bagaimana caranya agar terlindung dari nyamuk. Â Apalagi saat itu heboh ancaman nyamuk demam berdarah di pagi dan siang hari. Sementara nyamuk drakula yang bernama aedes agepty mulai menyerang sore dan malam hari.
Saat itu yang terpikir saya adalah mengoleskan minyak telon dibalur dengan lotion anti nyamuk. Karena kalau mengandalkan minyak telon biasa tidak mempan, sehingga harus dioleskan lagi lotion anti nyamuk. Namun saya masih enggan karena yang saya tahu lotion anti nyamuk itu mengandung kimiawi yang tidak terlalu bagus untuk kulit manusia apalagi kulit bayi.Â
Terus terang karena terpaksa saya mengoleskan minyak telon dan lotion anti nyamuk untuk putri saya dan bayi saya, walah kulitnya ada bercak merah.
Mencoba Meramu Sendiri
Urusan gigitan nyamuk itu sempat saya konsultasikan ke dokter tetangga. Dokter menyarankan jangan mengoleskan lotion anti nyamuk. Cukup minyak telon saja. Â Saya juga baru tahu jika kata "telon" berasal dari bahasa Jawa "telu" yang arinya tiga. Jadi minyak telon merupakan campuran dari tiga minyak yang disatukan, minyak kayu putih, minyak sayur (kelapa), dan minyak adas.
Sempat juga saya mencoba meramu tiga minyak tersebut. Minyak kayu putih cap Lang Plus, minyak sayur (curah) dan minyak adas yang wanginya bisa mengusir nyamuk. Namun repot sekali meramu minyak tersebut.  Membeli  minyak adas yang beraroma citronela juga tidak mudah. Saya harus mengubek-ubek supermarket besar dn harganya juga tdak murah. Dan setelah ketiga minyak itu ada dan saya campur sesuai selera, hasilnya tidak terlalu bagus. Setelah dicoba ke kulit saya dulu, ternyata ramuan saya kurang ampuh mengusir nyamuk. Mungkin karena saya tidak tahu komposisi yang tepat ya.Â
Karena itu, saya akhirnya membeli minyak telon cap Lang. Namun ketika berdiskusi dengan  Apoteker  di Tanjung Priok, beliau  memberi tahu bahwa ada produk baru untuk lotion nyamuk bagi bayi,  minyak telon Cap Lang Plus.  mengandung Natural Rhodinol yang mampu memberi perlindungan nyamuk sekitar 12 jam sehari.Â