Foto postingan kiriman senior saya. Mbak Santi dan Ka Irma Hutabarat (yang  presenter top MetroTV tahun 2000an) di WhatsApp Finalis Putri Remaja Indonesia, bikin saya tersenyum. Â
Saya forward postingan ini ke beberapa grup WA dan mendapat respon, "TV one memang beda. RCTI memang woke "  yang langsung disertai emoticon meringis. Lalu WA grup yang saya ikutin berhamburan komentar,  "Wah redakturnya  udah nggak konsen, pengen  mudik tapi nggak dapat cuti "  Atau komentar, " Kecapean kale, udah lembur bikin  liputan Brexit yang nggak habis-habis macetnya."  Â
Terlepas dari unsur ketidaksengajaan ngetik alias typo, (yang saya juga sering alami) tetapi untuk caption foto dan video penting karena menyangkut banyak orang berkepentingan, seperti jadwal Lebaran, sebaiknya jangan sampai salah.  Itu sensitive.
Rp 9.000.000.000
Gimana nggak sensitif. Untuk menetapkan tanggal lebaran saja, Kementerian Agama katanya mengeluarkan biaya Rp 9 milyar untuk membeli peralatan canggih dan  memasang petugas di berbagai tempat melihat hilal. Lalu, apakah sidang Isbat yang mengundang seluruh komponen umat Islam tidak pakai biaya, tidak pakai duit?  Jadi tolong deh,  hasil Sidang Isbat Rp 9 milyar itu, mbok jangan sampai salah tulis apalagi kalau ada unsur kesengajaan.Â
Inga-inga bahwa penetuan tanggal lebaran itu penting terutama bagi kelompok yang sering  tidak kompak menetapkan 1 Syawal yang harus menyesuaikan diri dengan  kalender Masehi   (Masehi = Isa Almasih, yang berarti penanggalan  kalender yang  berdasarkan kelahiran Tuhan Yesus Kristus).Â
Karena itu, tanggal lebaran itu penting, jangan sampai salah. mosok puasanya Tahun 2016, lebarannya Tahun 2019. Â
Atau seperti tampilan di layar RCTI, yang mengabarkan lebaran 6 Juni 2016. Yaaaa, udah lewat dong lebarannya.
Oya kembali ke Postingan Lebaran 3 tahun lagi versi TV one. temen saya yang suaminya kerja di TV one membuat klarifikasi, kalau postingan TV one itu perbuatan orang jahil, orang iseng.Â